"Kan di daftar isinya cuma tertulis 3 cara, Na."
"Ketemu! Ternyata ada lembar terakhir yang kelewatan!"
"Apa, tuh? Mau liat dong!" kata Lisha yang tiba-tiba penasaran.
Aku dan Lisha kaget ketika membacanya. Di sana tertulis "selamat kamu telah sampai di halaman terakhir buku ini! Bagaimana dengan percobaannya? Pasti tidak berhasil. Karena panduan-panduan tersebut palsu. Maaf karena telah membohongi kamu sebagai pembaca. Aku ingin meminta satu hal kepadamu. Hargai waktu dan jangan sampai kamu menyesalinya. Terima kasih sudah membaca!"
"HAH?! JADI KITA DIBOONGIN?" Kataku yang masih tidak menyangka.
"Ya ampun... Mending tadi kita ngerjain tugas geografi deh, Na," ucap Lisha setelah duduk di bangku taman.
Beberapa detik kemudian, kami pun menertawai kebodohan kami berdua. Tawaku semakin kencang ketika mengingat pak satpam yang melihat tingkah konyol kami sejak tadi. Lalu aku pun mengajak Lisha pulang setelah menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Di perjalanan pulang, aku dan Lisha masih tetap mengingat-ingat kejadian hari ini. Mulai dari perbincangan di jam pelajaran matematika hingga mengikuti panduan konyol di buku tersebut.
"Kalau kita baca bukunya sampai habis dari pagi, kan kita gak bakal kaya gini, Na," ucap Lisha di tengah-tengah tawanya.
"Hahaha. Iya juga, ya. Awas aja Ditto! Besok aku mau cubit lengan dia sampe merah!" kataku bercanda. Karena tidak mungkin mencubit pelari handal seperti dia. Baru menyodorkan tangan untuk mencubit saja, pasti dia sudah pindah ke depan kelas.
Kami pun masih terus tertawa sampai kami tiba di rumah kami masing-masing. Setelah kejadian hari ini, aku pun menjadi sadar dan bertekad untuk lebih menghargai waktu. Jangan sampai menyesali waktu yang sudah berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H