"Iyaa, Aleyna janji."
Aku berjongkok bersiap untuk roll depan. Lisha hanya terpaku menatapku yang mau-mau saja mengikuti panduan konyol tersebut. Setelah aku melakukan roll depan dan berputar sebanyak 3 kali, Lisha masih uring-uringan menengok kesana kemari.
"Sha, ayoo. Katanya mau cepet pulang."
"Na, kamu sadar gak daritadi kita diliatin pak satpam? Ih, aku jadi malu, Na!" katanya seraya memanyunkan bibirnya.
"Bisa malu juga kamu, Sha. Biasanya kamu nyanyi-nyanyi di kelas dengan suara fals-mu. Hehe bercanda, Sha. Udah ayo ikutin panduannya!"
Setelah berpura-pura ngambek dengan memanyunkan bibirnya, Lisha pun akhirnya berjongkok dan melakukan roll depan. Ia mengikat rambutnya terlebih dahulu agar tidak berantakan. Dalam hitungan detik, kami telah menyelesaikan panduan cara ke 3 tersebut.
"Nah kan, Na. Gak berubah apa-apa," kata Lisha sembari melihat ke layar gawainya.
"Masa, sih?"
Aku pun segera melihat kalender di gawaiku, ternyata Lisha tidak berbohong, kami masih berada di tahun 2020. Karena masih penasaran, aku membuka kembali buku tersebut dan membolak-balikkan setiap halamannya memastikan tidak ada panduan yang terlewat.
"Kamu mau liat apalagi?"
"Mau cari cara ke 4. Kali aja ada, Sha," balasku yang tetap fokus membolak-balikkan halaman.