"Apa maksudmu?!" ucap ku.
"Sebenarnya aku memiliki penyakit turun-temurun, penyakit ini sama sekali tak bisa disembuhkan" ucap Zenith.
"Jangan bercanda" Ucapku.
"Aku tidak bercanda" Ucap Zenith.
Zenith mengatakan bahwa kemungkinan dia hidup hanya sekitar 3 bulan. Selama itu aku memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus untuk merawat Zenith. 2 bulan sudah terlewatkan. Aku dan Zenith menghabiskan waktu dengan bersenang-senang.
Namun, ada suatu kejadian yang membuatku akan menyesalinya seumur hidupku. Yakni saat itu aku bertengkar hebat dengan Zenith dikarnakan Zenith yang tidak mau memberi tahuku seputar informasi terkait penyakitnya.
Dan tanpa sadar aku berkata,
"JIKA KAU TIDAK MEMBERITAHUKU TERKAIT PENYAKITMU KAU AKAN MATI DAN AKU TIDAK AKAN BISA.....KAU!!! JIKA KAU MEMANG INGIN MATI, YA SUDAH MATI SAJA SANA, AKU TIDAK PEDULI LAGI!!"
Dan setelah itu aku meninggalkannya di kamar rumah sakit. Beberapa hari telah berlalu. Aku dan Zenith sudah tidak pernah bertemu kembali dan Zenith tidak pernah mengabariku juga.
Suatu waktu, aku memutuskan untuk menemuinya sekaligus meminta maaf atas perkataanku saat itu. Namun, saat aku sampai di rumah sakit dan mengecek daftar pasien.
Zenith.... Sudah meninggal beberapa hari lalu. Zenith meninggal tepat setelah aku pergi dari kamarnya waktu itu.
Dan yang membuat ku terkejut adalah dia masih sempat menuliskan sebuah surat kepadaku dan memberikan sebuah buku novel edisi terbaru.