"Oh iya nama ku Zenith, siapa namamu?" ucap Zenith.
"Abelard" ucapku.
"Abelard? hehe mulai sekarang kita berteman okey?!" ucap Zenith.
"Aku tidak pernah berkata iya" ucapku.
Kami berbincang sebentar di bawah pohon dengan payung yang berperan menjadi perisai dari hantaman hujan. Beberapa menit kemudian kami memutuskan untuk pulang. Saat aku sampai di rumah, bibi langsung memelukku. Ternyata sejak tadi bibi mencariku kemana-mana.
Aku meminta maaf kepada bibi. Setelah itu aku memutuskan untuk mandi. Bibi sudah menyiapkan beberapa makanan dan sebuah bubur hangat yang disediakan khusus untukku.
Setelah makan malam, aku kembali ke kamarku dan memutuskan untuk tidur. Setiap hari aku bermain dengan Zenith di taman ataupun di bawah pohon itu.
Karna Zenith sering datang, bibi juga sudah mengenal Zenith dan tidak khawatir jika aku pergi kemana saja.
Singkat cerita aku sudah berteman dengan Zenith hingga 9 tahun lamanya. Kini, aku sedang berkuliah di Universitas Internasional bersama dengan Zenith. Kami memilih fakultas yang sama.
Namun tanpa aku ketahui, selama ini sebenarnya Zenith memiliki sebuah penyakit.
"Abelard.... Sepertinya hidupku sudah tak lama lagi.." ucap Zenith.