"Bibi, bibi.... ayah dan ibu..." ucapku dengan sesegukan karena menangis.
Bibi yang masih bingung pun melihat ke arah TV dan bibi juga ikut terkejut ketika melihat acara tersebut. "tuan muda..." ucap bibi memelukku dengan erat dan menangis bersamaku.
Singkat cerita, kini aku sedang berada di pemakaman ibu dan ayah. Hujan sedari tadi tidak kunjung berhenti menjadikanku harus menggunakan payung.
Yang lainnya sudah pergi ke luar pemakaman. Hanya tersisa aku saja. Bibi sudah pergi karena permintaanku yang hanya ingin sendiri di pemakaman.
Aku menangis dan menjatuhkan payungku ke tanah. Aku langsung memeluk makam kedua orang tuaku dan menangis sejadi-jadinya.
Setelah itu, aku bangkit dan pergi dari sana. Namun aku tidak pergi untuk kembali ke rumah melainkan ke pohon itu. Aku bersender dan memeluk kedua lututku. Aku teringat di mana masa-masa aku bermain dengan ayah dan ibu dan ingatanku saat kami semua merayakan hari ulang tahunku yang ke 10.
Ketika aku sedang mengingat masa-masa bahagiaku dengan ayah dan ibu. Aku merasakan air hujan tak lagi menimpa ku. Ku kira hujan sudah berhenti. Ternyata saat aku lihat, ada sebuah payung di atas kepalaku.
"Kau bisa sakit jika berlama-lama di sini loh" ucap seseorang yang keluar dari balik pohon.
"Itu bukan urusan mu" ucapku.
"Aku hanya memperingatimu kok, jika kau sakit pasti orang tuamu akan khawatir." ucapnya.
Aku semakin mengeratkan pelukan lututku.