Saat mereka sudah memotong kue dan memakan kue tersebut, mereka menyuruhku untuk membuka semua kado yang sudah diberikan.
Yang pertama adalah kado dari bibi.
Dia memberiku sebuah liontin yang terbuat dari emas dan permata.
Yang kedua adalah ayah.
Ayah memberiku sebuah boneka yang sangat besar dan lembut yang terbuat dari kapas yang langka.
Yang terakhir adalah ibu.
Ibu memberiku banyak sekali buku novel dan buku lainnya yang memiliki edisi terbatas dan sangat mahal.
Aku sangat senang melihat hadiah tersebut. Mereka menghabiskan malam dengan berpesta dan bersenang-senang. Keesokan harinya ibu dan ayah kembali bekerja.
Aku menjalani hariku dengan biasa, menghabiskan waktuku di rumah dengan membaca buku yang telah diberikan oleh ibu, dan bersender di kaki boneka yang ayah belikan serta memakai liontin yang bibi berikan di leherku.
Biasanya, aku akan membaca buku dan bersandar di bawah pohon yang biasa aku datangi. Namun karena hari ini sedang hujan lebat aku tidak bisa ke sana. Saat sore hari sekitar jam 17:23, bibi mulai menyiapkan makanan untuk makan malam dan aku memutuskan untuk menonton TV di ruang tamu.
TV itu sedang memperlihatkan sebuah berita kecelakaan dan diberitahukan kalau tidak ada yang selamat dalam insiden tersebut.Â
Namun bukan itu yang membuatku terkejut. Melainkan, mobil yang mengalami kecelakaan tersebut adalah mobil ibu dan ayah. Aku terdiam, mencoba untuk berpikir positif "Tidak mungkin, itu tidak mungkin, pasti hanya mobilnya saja yang sama, aku yakin ayah dan ibu masih selamat".Â
Namun, itu semua berhenti saat wartawan tersebut memberikan identitas para korban dan benar saja ternyata itu memang ibu dan ayah. Aku menangis sejadi-jadinya. Bibi yang mendengarku menangispun menghampiri dan bertanya "Tuan muda ada apa?!" ucap bibi.