"Iya, tapi bukan pacar saya. Pacar teman saya, tuh orangnya lagi tidur di mobil."
"Loh, kirain sendirian. Ya udah mas Ardi, kasihan temannya tuh. Eh, sebelum pisah, boleh Rei minta nomor handphone mas Ardi?"
Ardi lalu membuka dompet dan memberikan kartu namanya yang berlogo Bank ABC. Rei menatapnya sebentar, lalu bangkit dari duduknya.
"Terima kasih banyak yah mas Ardi, udah mau nolongin gue. Semoga kita jumpa lagi lain waktu. Bye, mas Ardi."
"Bye Rei, hati-hati yah," ucap Ardi sambil melambaikan tangan.
Rei lalu menuju mobil, dan melaju membelah lalulintas jalan tol yang lengang. Ardi menuju mobil, dan ternyata Ryan sudah terbangun.
"Hebat... hebat...! Dapet cewek cantik nih agaknya. Selamat yah bro, begitulah distraksi bekerja bro." Ryan ternyata memperhatikan apa yang terjadi.
"Apaan sih lo bro, orang cuma menolong orang yang kesusahan." Ardi membalas sambil menutup pintu mobil, lalu melajukannya. Saat itu Ardi tidak menyadari, bahwa random stranger yang baru saja ditolongnya akan membawa perubahan besar dalam dirinya. Membawanya kedalam salah satu episode terkelam dalam hidupnya.
###
Lanjut Bab 2: Pertumpahan Darah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI