Mohon tunggu...
Risma Klaudia
Risma Klaudia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNDIKSHA

Saya memiliki hobi menyanyi dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Panca Sradha dalam Konsep Hindu Dharma

17 Mei 2023   14:43 Diperbarui: 17 Mei 2023   14:53 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Adapun Sloka yang memuat tentang Dharma terdapat dalam Kita Suci Weda Sarasamuscaya, Sloka 14 dan berbunyi;

"Ikang Dharma Ngaranya, Henuning Mara Ring Svarga Ika, Jadi Gatining Perahu, An Henuning Banyak Nentasing Tasik".

Artinya: Dharma adalah suatu jalan menuju sorga, seperti perahu sebagai alat para pedagang untuk mengarungi lautan.

     Kebaikan di dalam Dharma dapat berbentuk hasil atau aktivitas yang dipengaruhi oleh Tri Kaya Parisudha. Apa itu Tri Kaya Parisudha? Tri Kaya Parisudha merupakan tiga perilaku yang dimuliakan oleh umat Hindu, yang terdiri dari:
1) Manacika adalah pikiran yang baik,
2) Wacika adalah pengucapan atau perkataan yang baik, dan
3) Kayika adalah tingkah laku yang baik.
Ketiga bagian ini akan merujuk pada penerapan Dharma.

C. BAGIAN-BAGIAN PANCA SRADHA
Adapun beberapa bagian dari Panca Sradha diantaranya:
1) Brahman,
2) Atman,
3) Karma Phala,
4) Punarbhawa,
5) Moksha.

1) BRAHMAN
     Brahman berasal dari kata Brahma yaitu pencipta (di dalam Dewa Brahma) dan/atau Guru dalam pengenalan Kitab Suci Weda kepada umat Hindu. Brahman adalah tingkatkan Brahma tertinggi. Dengan ini, Brahman merupakan sebutan lain dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Terdapat sloka yang menerakan terkait hubungan Brahman dengan Hyang Widhi Wasa seperti dimuat dalam Kitab Suci Upanisad Chandogya, Bab IV Sloka 2, dan berbunyi;

''Ekam Eva Adwityam Brahman"

Artinya, Tuhan atau Sang Hyang Widhi hanya satu (Brahman), tidak ada duanya.
Selain itu, terdapat dalam Kitab Suci Rg Weda Rg Veda, Bab I, Sloka 164 berbunyi;

"Ekam Sad Viprah Bahudha Vadhantyagnim Yamam Matarisvanam Ahuh."

Artinya, Tuhan itu satu dan sang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisvan.

     Dengan sloka ini, menghasilkan dua cara pandang terhadap konsep Brahman yakni Saguna Brahman dan Nirguna Brahman. Saguna Brahman adalah sifat Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang diberi berbagai nama atau sebutan, bentuk atau gambara, dan atribut atau sarana. Untuk Nirguna Brahman adalah pandangan terhadap Sang Hyang Widhi yang merupakan jiwa suci dan tidak berwujud.

     Lalu apa hubungan Dharma dengan Brahman? Kita sebagai umat beragama percaya terhadap keberadaan Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Interpretasi Dharma di dalam konsep Brahman ialah menjalankan kewajiban sebagai umat beragama dan menjaga segala bentuk ciptaan Tuhan. Secara langsung, jika Dhama yang kita lakukan berupa perbuatan baik dan pikiran yang baik terhadap kepercayaan pada Tuhan. 

Hubungan lebih intensnya, jika seseorang percaya dengan Tuhan, percaya akan Tuhan yang menciptakan segalanya, percaya Tuhan adalah tertinggi di atas segala-galanya, menghormati Tuhan, dan menyayangi Tuhan seperti menyayangi sesama. Maka, dia akan sadar bahwa dia sedang melaksanakan Dharma untuk memperoleh tujuan hidup ke jalan yang benar dengan cara berdoa dan menyembah Tuhan (Brahman).

2) ATMAN
     Atman adalah percikan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang memberikan kehidupan kepada setiap ciptaannya (Sarwa Prani). Atman biasanya sebutan untuk roh atau badan halus dan biasanya di dalam bahasa Indonesia penggunaannya disebut Atma. Atman yang tertinggi ialah "Parama Atman" atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sedangkan, Atman yang ada di setiap tubuh manusia disebut "Jiwatman". Hal ini tertuang di dalam Sloka Bhagavadgita yang berbunyi;

 "Brahman Atma Aikyam"

Artinya, brahman dan atman adalah tunggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun