Anak-anak kita tidak seratus persen aman meski orang tua yakin dia disekolahkan di sekolah yang dianggap "berkualitas". Tekanan kelompok teman sebaya baik di dalam maupun di luar sekolah menjadi faktor berbahaya yang menyebabkan perilaku menyimpang pada anak.Â
Perhatian dan pengawasan perlu intensif dilakukan oleh orang tua. Mengamati perubahan perilaku anak, mencari tahu lingkungan pertemanannya, seberapa sering ia keluar kelewat waktu yang wajar, dan semua hal yang menjadi ranah keluarga.
Lingkungan masyarakat juga diharapkan peka. Mengamati aktivitas pemuda atau remaja di lingkungannya yang sering kumpul-kumpul serta gerak -gerik mencurigakan dari sekelompok remaja.Â
Saya mengapresiasi bahwa masyarakat telah menunjukkan kontribusinya dalam melakukan pengawasan. Pelaporan kepada sekolah atau kepolisian sering dilakukan.
Melalui aksi masyarakat sering terungkap, contohnya tindakan kumpul-kumpul gerombolan pemuda yang ternyata adalah geng, ditemukan senjata tajam ataupun alat untuk menyakiti orang lain. Penangkapan masyarakat terhadap pelaku vandalisme dan lain sebagainya.Â
Langkah perbaikan harus ditempuh dengan tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan tanpa pandang bulu serta mendorong dan melindungi korban kekerasan untuk membuat pelaporan. Meski masih sering terjadi ambiguitas dalam masyarakat yang sebagian cenderung toleran terhadap kekerasan.
Guru memukul siswa dianggap biasa. Alasannya zaman dahulu pun yang terjadi lebih parah. Hal ini tentunya tidak logis untuk dijadikan alasan.
Bagaimana mungin kita dapat membentuk pola pikir dan budaya anti kekerasan dengan pemakluman seperti itu?
Tentunya hukuman bagi para pelaku kekerasan apalagi dibawah umur harus bernuansa mendidik. Janganlah menciptakan kekerasan baru dalam menanggulangi kekerasan yang sudah terjadi.
Beberapa kasus membuktikan bahwa pelaku kekerasan yang dikeluarkan dari sekolahnya kemudian membuat ulah di sekolah yang baru.Â
Perlu penanganan berkelanjutan, penempatan yang relevan, dan pemantauan bagi siswa yang menjadi pelaku kekerasan ketika dia harus dikeluarkan dari sekolahnya.