Mohon tunggu...
Risky Arbangi Nopi
Risky Arbangi Nopi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - suka nulis cem macem

kalau otak lagi gremed gremed ya nulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Handbody (Cerpen)

12 Desember 2020   05:39 Diperbarui: 12 Desember 2020   05:48 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrator: Setya Widadi

            "Gimana mas, suka dengan gedung ini?" konsultan vendor menanyakan lagi ke Tama

            "Bukan gua yang mau nikah! Noh temen gua!" Ketus Tama, wajahnya sedikit kesal.

            "Eh maaf mas, saya kira calon pasangan."

            "Temen Pak, temen." Fara sedikit tersenyum memaksa dan geli.

Selesai dengan segala urusan Wedding Organaizer, Fara pun pulang bersama Tama. Jam tangan menunjukan pukul delapan malam. Di dalam mobil, suasana kembali hening. Sedikit bernyanyi mengikuti alunan musik yang sedang diputar, Fara mencoba mencairkan suasana. Suaranya memang tak bagus-bagus amat. Tapi setidaknya, telinganya tak sampai rusak karena hentaman suaranya Fara.

"Uhuk, uhukk, air minum mana air minum Tam.?" tenggorokannya kering, ikutan nyanyi-nyanyi di dalam mobil bukannya bagus malah pernafasannya kesangklak.

"Ah elu, kebiasaan deh. Nyusahin orang aja." Tama sedikit menggerutu, namun tetap perhatian mengambilkan air minum di dalam tas kecil milik Fara.

Ketika sedang mengambil air minum di dalam tas. Tiba-tiba dirinya melihat Handbody yang pernah ia berikan padanya. Dalam hatinya bertanya-tanya, loh, itu kan HandBody pemberian gua? Tama hanya berfikir, paling-paling ia memang cocok memakai HandBody yang diberikannya sewaktu masih SMP.

"Makasih Tamaku yang baik hati." Fara menerima minuman botol dari Tama, menenggak perlahan-lahan dan tetap fokus menyetir mobilnya.

"Far, lu masih pake HandBody pemberian gua?" Tama menanyakan.

"Ha? Oh itu, iya masih pakai. Semenjak lo kasih pas waktu SMP, gua jadi cocok pakai itu."

"Far, lo gak tau kenapa gua uring-uringan hari ini?" Tama kembali menanyakan

"Kenapa emang?" berhenti menenggak minuman yang ada di dalam botol, kemudian meminumnya lagi.

"Gua sayang lo, gua suka sama lo Far."

"Ha, uhuuk, uhuuukk, eh, ini air minumnya salah apa gimana sih?! Kok gua kesedak lagi si!!" Fara yang tadinya biasa, ia kembali tersedak. Tanpa seketika ia mengerem kendaraannya tiba-tiba. Dan untungnya jalanan sedang sepi.

"Gua beneran suka sama elu." Tatapannya serius.

"Eh, bentar-bentar. Lu gila apa?!" Fara mencoba mengendarai mobilnya ke pinggiran jalan. Dan kembali berhenti untuk mendengarkan penjelasan dari Tama. "Lu gila apa?! Gua mau nikah bentar lagi sama Candra."

"Lah, lu gila apa?! Lu aja yang gak nyadar gua sayang ama lu." jawabnya.

"Kan lu dah tau, kita temenan dari bocah. Dan lu dah tau gua mau nikah sama Candra. Lu maunya apa sih?! Lu mau, gua batalin pernikahan gitu?! Eh sorry ya Tam, gua gak gitu orangnya. Gila lu ya Tam!"

"Eh, ni apaan si. Musiknya ganggu banget. Gua matiin ya." tangan Tama mengecilkan volume musik yang ada di dalam mobil. Dan melanjutkan penjelasannya lagi. "Gua tau elu Far, gua tau elu banget, gua tau elu. Gua tau bunga kesayangan lu, bunga krisan wana putih yang masih segar. Gua tau lagu kesukaan lu, lagu Ada Band yang tiap hari lu denger ampe gak bosen-bosen. Gua tau makanan favorit lu di pinggir jalan, yaitu batagor punya bang Abdul. Gua tau lu, yang makan gak pernah abis, terus sisanya lu nyuruh gua yang abisin. Gua tau lu yang gak doyan makanan pedes, gua tau lu yang nangis gara-gara makan pedes. Gua tau tempat favorit elu yaitu pantai. Gua tau lu gak suka gunung, gua tau lu gak suka dingin. Gua tau lu pernah ampe mati kena hipotermia pas nyobain naik gunung ke Slamet. Gua lebih tau elu dibandingkan sama Candra. Dan asal elu tau? Gua yang bantuin Candra buat ngelamar elu jauh-jauh hari, nyiapin ini itu. Gua tau elu Fara! Tapi gua gak tau perasaan elu. Dan gua adalah orang yang bego ngebiarin elu sama Candra."

"Iya gua tau elu Tam. Tapi gua anggep lu gak lebih dari temen. Ngerti gak si?! Gua anggep lu kayak kakak gua. Emang bener, lu tau segalanya tentang gua, Ada Band lagu kesuakaan gua. Masalah tentang kesukaan, besokpun akan beda Tam. Gak harus sama melulu. Gua juga tau lu perhatian ama gua, bela-belain abisin makanan gua walaupun lu dah kenyang bego. Gua tau elu yang selalu uring-uringan tiap kali masalah datang tiba-tiba. Tapi perasaan gua gak bisa masuk ke hubungan ini Tam. Gua cinta sama Candra." jawabnya.

"Ya oke. Gua tau kok Far. Gua Cuma gak mau, gua nyesel gak kasih tau perasaan ini sama lu. Gua juga gak mau bego, seolah-olah gak ada masalah dalam hidup gua. Yang gua takutkan adalah, gua takut lu gak tau tentang isi hati gua. Gua berani kok, hasilnya kek gini. Dan gua siap kok."

Tama tau, pada akhirnya sebuah pertemanan akan terjadi sebuah rasa yang tak terduga. Tama tau, pada akhirnya perasaannya bertepuk sebelah tangan. Tama tau, dianggap menjadi kakak dalam sebuah pertemanan akan lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Kecewa memang sebuah rasa wajar. Namun kecewa dengan masalah hati tak harus sampai berlarut-larut.

"Tapi lu besok datang kan ke acara pernikahan gua kan? Lu jadi kan ngisi acara di pernikahan gua?" tanya Fara.

"Iya gua janji kok Far."

***

Semua orang akan menyaksikan kisah asmara antara pernikahan Fara dan Candra. Begitu juga dengan Tama. Tamu undangan yang datang satu persatu memenuhi ruangan acara. Tama melihat sahabatnya duduk berdampingan dengan kekasihnya, wajahnya sumringah.

Tama yang berdiri tak jauh dari tempat fara, menyanyikan lagu kenangan bersama Fara. Suaranya begitu merdu, sampai-sampai tamu undangan terpana dengan suaranya yang indah. Kembali menyanyikan lagu untuknya, kali ini Tama menyanyikan lagu tentang isi hatinya. Sekali ini saja Glenn Fredly. (*)

-2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun