Jessica menyuruh Samuel untuk memilih meja makan yang dia sukai. Dengan muka cemberut, Samuel memilih meja makan yang dekat dengan pintu keluar sebelah kanan. Dan kemudian menyebutkan pesanannya.
"Cheese burger and milkshake, please."
"OK, Tuan kecil. Pergilah ke kursimu dan aku akan memesan apa yang kamu inginkan." Jessica menuju meja order dan Samuel mulai duduk di kursi nyamannya.
10 menit kemudian, mereka sudah berpapasan di meja makan. Jessica mulai membuka laptopnya. Sementara Samuel memulai percakapan.
"Kenapa kau membawaku ke sini?"
"Oh, adik. Apa kau tidak merasa lapar? I'm seriously, we need to talk." Mata Jessica fokus pada laptopnya sementara mulutnya menyerocos.
"Apa yang sudah kuperbuat?" Tanya lagi Samuel.
"Aku sungguh tidak mengerti anak seusiamu bisa menebak situasi apa yang tengah terjadi saat ini. Ayolah, Sam perbuatanmu seolah menginterogasi bocah itu.... Itu tidak etis."
"Lalu, bagaimana yang etis menurutmu?" Samuel bernada agak bercanda.
"Asal kau tahu aku harus membujuk Mrs. Anne, our neighbor. Untuk memaafkan perbuatanmu."
"Aku hanya melakukan perbuatan yang benar. Anaknya membully temanku di sekolah, dan tidak mau mengaku. Karena itu aku datang ke rumahnya untuk memintai alasan kenapa anak itu tidak mau mengakui perbuatannya di depan guru." Lantang Samuel