Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pukul 6 Petang

1 Agustus 2020   10:04 Diperbarui: 1 Agustus 2020   09:58 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu aku di sana."

Sebuah kalimat yang selalu kunanti meski tak selalu terucap setiap hari.

Penantian yang diisi dengan dialog sederhana namun penuh akan makna dari dua raga yang rindu untuk bisa saling berbagi tanpa harus bersembunyi. Ada waktu dimana kita tertawa melepas lelah, waktu dimana memeluk untuk melepas kesah, waktu dimana tersenyum sembari memandang mata coklatnya yang indah, bahkan ada waktu dimana aku menangis ketika rasanya ingin menyerah.

"Jika ada orang lain yang mengatakan hal ini kepadamu, tanyakan padanya apa makna dari kalimat itu. Jika dia bisa menjelaskannya sebagaimana aku menjelaskan padamu kali ini, itu artinya dia benar-benar mencintaimu."

"Di mana aku bisa menemukan mata seperti milikmu?"

Hanya dengan melewatkan 2 jam bersama, aku mendapati banyak pernyataan yang tak pernah kudengar dari orang lain di luar sana. Kalimat-kalimat yang menyentuh hatiku dengan cara yang sederhana. Dialog dari dua raga yang berterima kasih pada semesta atas takdir yang mempertemukan mereka.

Namun waktu yang kunanti dan terjadi hanya sesekali ini pun tak bisa kunikmati hingga akhir hari.

Aku selalu membenci pemandangan ketika dia harus melihat ke arah jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Sudah pukul 6"

Sebuah pernyataan yang tanpa harus ia katakan namun sudah terbaca dengan jelas pada mata coklatnya.

Seperti cinderela yang harus berpisah dengan pangerannya ketika lonceng yang menandakan jam 12 malam telah berbunyi, begitulah kita harus berpisah pada hari persembunyian kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun