Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pukul 6 Petang

1 Agustus 2020   10:04 Diperbarui: 1 Agustus 2020   09:58 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan yang seketika membuat rahasia dikepalaku ingin memberontak keluar. Pertanyaan yang membuat logikaku berjuang keras untuk menahan hatiku yang ingin bersuara lebih lantang. 

Badai yang sebenarnya terlalu indah untuk dihindari. Badai yang sejatinya pernah hadir dalam anganku di malam hari.

Pertanyaan itu akhirnya membuat kita bersiteru dengan logika kita masing-masing. Menyuarakan isi hati dan rasa yang sepertinya ingin lari keluar untuk didekap secara hangat. Mendorong banyak bukti yang mendukung isi hati satu sama lain. Menyudutkan berbagai prinsip yang selama ini kita sudah tahu dengan pasti.

Rumit dan sulit.

Sebuah kesan dari dialog penuh tekanan yang terjadi antara dua raga yang cukup idealis.

"Jika dia bisa melakukan ini, kenapa aku tidak bisa."

Sebuah perang dengan logikaku sendiri akhirnya dimulai. Percobaan atas alasan bahwa tak ada yang tahu kapan cinta hadir dalam dua hati anak manusia. Percobaan yang akhirnya tak mudah diakhiri dengan cara yang biasa.

Raga idealis yang sudah melawan idealismenya sendiri ini hadir dengan kehangatan yang tak pernah kulihat sebelumnya. Ketulusan atas apa yang diucapnya membuatku merasa lupa akan logiku yang tadinya sekuat baja. Dia yang mengenalku jauh lebih dalam dari apa yang aku kira. Dia yang seperti cerminan atas diriku sendiri yang tak pernah kutemui di raga lain sebelumnya.

Seiring waktu berjalan, aku semakin jauh jatuh dalam dunianya. Rasa yang kuawali dengan alasan percobaan sederhana, kini telah bermetamorfosis secara sempurna. Terlalu kuat untuk dilawan dengan logikaku yang jauh kusembunyikan di dalam pikiran.

Bagaimana kita membaca isi hati dan kepala kita, bagaimana kita bicara tentang kehidupan kita, bagaimana kita mengungkap rasa satu sama lainnya dan bagaimana kita memberi cinta dalam setiap sentuhannya membuat kisah ini semakin nyata terkecuali perihal fakta bahwa dalam drama romansa ini, kita bukanlah satu-satunya pemeran utama.

Kenyataan itu membuat kita harus berada dibalik layar. Menciptakan waktu dan ruang hanya untuk kita berdua. Menikmati hari ditengah banyak mata yang setia mengawasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun