Mohon tunggu...
Riska Dayana
Riska Dayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi saya membaca buku fiksi dan mengenai ilmu psikologi, kepribadian saya introvert, saya hanya seorang mahasiswi biasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Inklusi: Mengharmonisasikan Perbedaan dan Menghargai Perbedaan Kesempatan yang Ada

1 November 2024   23:22 Diperbarui: 2 November 2024   11:08 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Inklusi: Mengharmonisaikan Perbedaan dan Menghargai Perbedaan Dengan Kesempatan Yang Sama

Pendahuluan

Pendidikan inklusi adalah sebuah wadah dalam dunia pendidikan yang membuka peluang bagi setiap anak, terlepas dari perbedaan fisik, mental, atau emosional yang mungkin mereka miliki. Melalui pendidikan inklusi, anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa belajar berdampingan dengan teman sebaya mereka, mendapatkan pengalaman yang sama, dan, yang paling penting, merasakan bahwa mereka juga bagian dari komunitas sekolah.

Namun, penerapan pendidikan inklusi bukanlah sekadar formalitas. Dibutuhkan kesadaran, dukungan, dan penanganan yang tepat agar tujuan inklusi benar-benar tercapai. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dalam tentang apa itu pendidikan inklusi, bagaimana mengenali anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus, metode yang bisa digunakan di sekolah, serta pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif.

A. Memahami Apa Itu Pendidikan Inklusi  

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud- kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Kata "inklusif" berasal dari bahasa Inggris "inclusive" yang artinya termasuk dan memasukkan (Marthan, 2007). Pendidikan inklusif diartikan secara sederhana sebagai memasukkan anak berkebutuhan khusus ke dalam sekolah reguler bersama dengan anak normal lainnya. Oleh karena itu, semua anak, terlepas dari kemampuan dan ketidakmampuannya, jenis kelamin, status sosial ekonomi, suku, latar belakang budaya, bahasa, dan agama, menyatu dalam komunitas sekolah yang sama. Penafsiran tentang pendidikan inklusif cukup beragam menurut sudut pandang pengkaji di dalam menguraikan makna substansial pendidikan inklusif. Keragaman penafsiran menjadi cermin keterbukaan pendidikan bagi seluruh kalangan tanpa terkecuali, baik karena perbedaan latar belakang kehidupan maupun perbedaan fisik yang tidak normal.

Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus perlu diberikan kesempatan dan peluang yang sama dengan anak normal untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

Pendidikan inklusif merupakan salah satu kebijakan nasional dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar. Pendidikan inklusif diselenggarakan pada jalur formal, jalur nonformal, dan jalur informal. Jalur formal meliputi TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK atau sederajat. Jalur nonformal meliputi PAUD, Paket A, Paket B, dan Paket C. Jalur informal hanya meliputi homeschooling. Pen- didikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan yang meng- ikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan bagi seluruh peserta didik berkebutuhan khusus atau yang berbakat seluas-luasnya untuk mendapatkan kesempatan pendidikan ber kualitas dan bermakna serta mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif. Pendidikan inklusif tidak hanya bermanfaat bagi peserta. didik berkebutuhan khusus, tetapi juga memberikan kontribusi positif untuk pengembangan karakter peserta didik yang tidak berkebutuhan khusus. Mereka dapat belajar berempati, bertoleransi, serta menghargai perbedaan di dunia. Artinya, anak-anak dengan kebutuhan khusus atau gangguan belajar tertentu tidak ditempatkan dalam program yang terpisah, melainkan diberi kesempatan yang sama dalam kelas umum.

B. Prinsip dasar pendidikan inklusi mencakup beberapa hal:

  • Kesetaraan dalam Pendidikan: Memberikan setiap anak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar tanpa perbedaan.
  • Adaptasi dan Dukungan Khusus : Menyediakan penyesuaian baik dalam kurikulum, metode belajar, maupun fasilitas agar setiap anak dapat belajar dengan nyaman.
  • Lingkungan Belajar yang Terbuka : Anak dengan kebutuhan khusus tidak hanya diikutsertakan secara formal, tetapi benar-benar didukung untuk berkembang dalam lingkungan yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun