"Assalamu'alaikum bu."
"Wa'alaikumsalam, Putri kemari duduk."
"Ada apa bu? Apa Putri melakukan kesalahan?"
"Bukan Putri, ini ibu mau memberi ini." Ucap bu Kiranti sambil menyodorkan sebuah kertas.
"Beasiswa kedokteran bu? Tapi kan tahap SNMPTN baru sampai pe-rankingan. Putri juga belum tentu bisa lolos SNMPTN di UI bu."
"Putri nilai rata-rata raportmu 93 ditambah lagi kamu berhasil menjuarai olimpiade hingga tahap nasional. Sudah dipastikan kamu bisa lulus di SNMPTN. Sekolah telah mempertimbangkan matang-matang, kamu memang pantas mendapatkannya. Pihak sekolah juga telah menghubungi pihak universitas, mereka akan sangat terhormat menerima kamu menjadi bagian dari mereka."
"Benarkah bu? Tapi, Lulu juga mendapat ranking 2 se-SMA ini, dia juga menjuarai olimpiade itu bersamaku. Dia juga pantas mendapatkannya." Ucapku dengan mata berkaca-kaca
"Beasiswa ini hanya untuk satu orang. Sekolah juga tidak mempertimbangkan hal itu saja, maaf sebelumnya Putri ibu tidak bermaksud menyinggungmu. Tetapi Lulu berasal dari keluarga yang berada apalagi dia juga mengikuti berbagai les. Jika dia tidak mendapatkan SNMPTN, ibu yakin dia akan berhasil di SBMPTN atau UM."
"Baiklah kalau begitu, terimakasih banyak bu ini sangat penting sekali untuk Putri."
"Sama-sama nak."
Alhamdulillah terimakasih Ya Allah, Engkau telah memberiku kesempatan untuk kuliah.