"Sudah, ayo cepat siap-siap ke sekolah. Biar ibu membuatkanmu sarapan." ibu berusaha bangkit lalu berjalan ke dapur.
Aku bergegas ke kamar mandi, Â walau sebenarnya aku khawatir meninggalkan ibu sendiri. Aku pun berangkat dari rumah pukul 05:45 dan tiba di sekolah pukul 06.40.
Hampir pukul tujuh tetapi sekolah masih sepi. Sebelum masuk kelas, biasanya aku pergi ke kantin terlebih dahulu untuk menitipkan kue ibu. Penjaga kantin ini bernama Lisa, dia berumur tiga tahun lebih tua daripada aku. Namun, aku biasa memanggilnya Teh Lisa, karena ia lebih menyukai sebutan itu daripada kakak.
"Assalamu'alaikum. Selamat pagi teh!" sapaku dengan lesu.
"Wa'alaikumsalam. Eh Putri kok nyapanya lesu begitu? Ada masalah apa? Kemari cerita ke teteh."
"Putri khawatir sama ibu teh. Ibu terbaring sakit di rumah. Tadinya putri gak akan pergi sekolah, mau menjaga ibu. Tapi ibu melarangku, katanya sebentar lagi aku ujian jadi gak boleh bolos sekolah."
"Benar kata ibumu, bentar lagi kan ujian. Putri berdoa saja supaya ibu lekas sembuh. Insyaallah saat Putri pulang nanti sore, ibu sudah sembuh." Kata Teh Lisa
"Iya juga ya teh, semoga saja ibu sembuh. Lebih baik aku saja yang sakit, aku tidak tega melihat ibu begitu. Terimakasih ya teh sudah mau mendengarkan curhatanku."
"Tidak usah berterimakasih, teteh sudah anggap kamu seperti adik teteh sendiri. Ya sudah lebih baik kamu masuk kelas, sebentar lagi bel masuk berbunyi."
"Iya teh assalamu'alaikum." Ucapku sambil mencium tangannya.
Aku berjalan masuk ke kelas. Terlihat Lulu dan tiga temannya yaitu Cika, Rina dan Tari sedang duduk di mejaku. Mereka selalu saja berbuat usil, hampir semua murid pernah diusili mereka. Tetapi keusilannya padaku tidak pernah berhenti. Sepertinya dari sekian banyak korban, aku adalah favoritnya hahaha.