Aku menyodorkan buku tersebut, sementara Anju segera meletakkannya ke dalam perutnya yang kempis.
“Apa yang kau lakukan?” ujarku setelah mengetahui bahwa Anju akan mencuri.
“Suttt ...”
“Kau akan mencurinya?”
“Suttt ...”
“Anju, segera letakkan itu, atau akan aku katakan semuanya kepada pak Wawan!”
“Suttt ...” Anju segera berlari ke arah rak lain dan mengambil tiga buah buku lain yang sudah di tandainya. Ia memasukkannya lagi ke dalam seragam dan membiarkan perutnya yang kempis membuncit diisi empat buah buku curiannya. Anju segera keluar melalui jendela dibantu Zaenab.
Aku segera mengejar Anju dan melihatnya dari jendela. “Anju! Zaenab! Kembalikan buku-buku tersebut!”
“For what?” ujar Anju. “Anne, asal kau tahu. Tidak semua pencurian dapat dikatakan sebagai tindak kejahatan. Hari ini aku mencuri. Tapi, barangkali dengan pencurian ini, suatu saat aku dapat menciptakan dunia yang lebih baik dari hari ini.”
“Itu benar, Anne. Kau tahu, kejahatan itu adalah dengan membiarkan diri terus terjerat dalam kebodohan.” Zaenab menimpali.
“Kau semakin pintar setelah aku mengajarkanmu, Nab.” Ujar Anju sambil menepuk-nepuk bahunya. “Baiklah, karena kami sudah selesai maka kami akan segera ke kelas. Selamat tinggal, Anne.”