Mohon tunggu...
Riska Amelia
Riska Amelia Mohon Tunggu... Freelancer - Absurd

Seorang yang suka dengan sastra dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pencuri-pencuri Buku

16 September 2021   20:40 Diperbarui: 16 September 2021   20:44 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tidak mencuri? Lalu, siapa yang mengambil buku-buku di perpustakaan? Siapa yang akan mengaku mengambilnya? Kamu masih mau mengaku bukan pencuri, hah?”

“Kami tidak mencuri. Secara fisik kami mengambil, tetapi kami tidak mencuri. Itu adalah hak kami sebagai siswa.” Ujar Anju membuat pak Wawan memelototinya. 

“Hak sebagai siswa?” ulang pria tersebut sambil berpikir. “Lantas, apa aku harus memaafkan kalian?” 

“Kami tidak perlu dimaafkan karena kami tidak melakukan kesalahan.” 

“Lancang sekali!” seru pak Wawan kepada Zaenab sambil mengibas kepalanya dengan buku. 

Seketika Anju bertanya, “Saya hanya ingin bertanya, apa boleh, pak?”

“Lancang. Tapi, ya tanyakan saja.”

“Andai perpustakaan tidak dikunci, bisa dimasuki, dan kami bisa membaca dan berada di sana sepuasnya—menurut bapak, apakah masih mungkin kami akan mencuri?”

Pria berjanggut itu terdiam. Sebuah kepicikan terlihat sangat jelas di kedua bola matanya. Ia menatap Anju dengan luapan emosi yang membara-bara. Tampaknya pria itu merasa telah dibodohi oleh bocah-bocah yang menurutnya bodoh nan cilik. 

“Tidak boleh berandai-andai. Karena, pada dasarnya semua yang terjadi tidak berandai-andai. Bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita tidak bisa membenarkan suatu perbuatan hanya karena ada alasan lain yang biasa dijadikan ‘pengandaian’.”

“Tetapi saya berpikir begitu. Bila kami mendapatkan hak sebagaimana mestinya, tentu kami tidak akan nekat mencari dan memenuhi sendiri hak tersebut.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun