Mohon tunggu...
Ririn Ambarwati
Ririn Ambarwati Mohon Tunggu... Guru - SMAS PGRI KALIWUNGU KUDUS

membaca adalah hobiku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SMA PGRI Kaliwungu Kudus Selama Masa dan Pasca Pandemi Covid 19

11 Januari 2023   19:35 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:37 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ririn Ambarwati, S.Pd

https://orcid.org/my-orcid?orcid=0000-0002-8257-3050

http://wririnambarwatiy.blogspot.com/

email : ririnambar3@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus selama dan setelah pandemi Covid-19, serta menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus. Selain itu untuk menjelaskan apakah ada korelasi antara penerapan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis angket siswa dan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMAS PGRI Kaliwung Kudus menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat selama dan setelah pandemi Covid-19. Sementara siswa tidak dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara langsung di sekolah selama pandemi tahun lalu, sekolah meminta orang tua siswa untuk menerapkan PHBS dan protokol kesehatan Covid-19. Namun memasuki tahun ajaran baru 2022/2023, masa kenormalan baru telah tiba, dan proses KBM serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dapat langsung dilakukan oleh siswa, dan seluruh warga sekolah dalam keadaan kenormalan baru. Selanjutnya sekolah akan selalu menggunakan PHBS di lingkungan sekolah. Penelitian PHBS yang dilakukannya di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus bertujuan untuk menemukan tatanan budaya di SMAS PGRI Kaliungukuds terkait perilaku hidup bersih dan sehat di masa pandemi Covid-19. dulu.

Kata Kunci: Bersih, Sehat, Covid 19, Siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus

PENDAHULUAN

Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 Undang-undang No 20 Tahun 2003, yang berbunyi bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasioanl juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkaitan dengan pembentukan nilai-nilai karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa, maka pendidikan karakter seharusnya diberikan kepada anak-anak sedini mungkin untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang mencetak generasi yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan bertanggung jawab. Implementasi pendidikan karakter di sekolah salah satunya dapat melalui pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Menurut (Atikah P. dan Eni R 2012: 22) Tatanan PHBS institusi pendidikan adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan dalam nilai-nilai karakter mengarah pada kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan sekolah yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari serta symbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Menurut (Sudharto, 2015: 5) proses pendidikan adalah dimana seorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah lau lainya di dalam masyarakat, dimana dia hidup. Pembudayaan disekolah ini adalah budaya Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu cara penanaman karakter pada siswa untuk generasi penerus bangsa yaitu melalui budaya perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam perilaku hidup bersih dan sehat, siswa dapat menanamkan nilai kreatif contohnya saat siswa membuat tempat sampah sendiri. Budaya PHBS merupakan peranan penting untuk menanamkan nilai karakter dan mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan.

Dalam (Maryunani Anik, 2013: 150) Undang-undang No 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Banyak kasus yang tejadi di sekolah-sekolah di Indonesia adalah siswa SMA sering mendapatkan serangan penyakit akibat pola hidup yang tidak sehat, apalagi dengan adanya virus corona yang masuk di Indonesia. Masuknya virus corana di Indonesia membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, mulai dari kehidupan kesehatan, ekonomi, sosial, keagamaan maupun dunia pendidikan. Dampak virus corana dalam dunia pendidikan bisa terlihat pada kebijakan pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan, untuk belajar secara daring dirumah. Menurut (Ahmadi, 2015: 42) PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan murid, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktekan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Terjadinya pandemi covid 19 kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan di jadwal yang telah dibuat oleh pihak sekolah. Sebelum masuk ke lingkungan sekolah, pihak sekolah menerapkan peraturan protokol kesehatan covid 19 yang ketat, mulai dengan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah, pengecekan suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua terhadap pemantauan siswa di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Sehingga dapat mencegah penularan virus covid 19 di lingkungan keluarga ataupun lingkungan sekitar. Hal serupa juga dilakukan pada masa new normal seperti sekarang ini, pola hidup bersih dan sehat dilakukan sebagai upaya mengantisipasi keberadaana dan datangnya virus covid 19 dengan varian yang baru lagi yang tentunya sulit untuk dipredisksi tersebut.

Menurut (Yurianto, Ahmad, 2020: 57) Corona virus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi covid 19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2), sebuah makhluk sangat kecil berukuran sekitar 125 nanometer namun bisa menyebabkan kematian. Covid-19 ditandai dengan munculnya gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan, namun ada juga yang tidak nampak/muncul gejalanya, dan dalam kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian. Penularannya melalui droplets atau percikan batuk atau bersin. Virus juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan yang tercemar virus.

Menurut Kementerian Kesehatan (2020) protokol kesehatan covid 19 ada beberapa tindakan, seperti menggunakan alat penlindung diri berupa masker, membersihkan tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak minimal 1 meter, meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus bahwa penerapan kegiatan budaya PHBS sudah sesuai dan sudah tersedia media untuk menerapkan PHBS, misalnya mencuci tangan menggunakan sabun setelah aktivitas atau sebelum dan sesudah makan, program jumat bersih di setiap hari jumat pagi pada minggu 1 dan ke dua, program istigosah jumat pagi yang dilaksanakan pada minggu ke-3 dan minggu ke-4. Dengan adanya pandemi covid 19 ini, siswa tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa, penerapan PHBS di waktu pandemi hanya dapat dilakukan pada group whatapps, Google Classroom, Vicon dan di lingkungan sekolah dengan melakukan sosialisasi 3M yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Dan sisi positifnya setelah pasca pandemi pembiasaan tersebut juga tetap dilakukan oleh seluruh warga sekolah.

Berdasarkan latar belakang peristiwa bahwa sebagian siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus tentang masalah yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang sudah diterapkan akan tetapi masih ada siswa yang kurang memperhatikan PHBS dan belum terlihatnya penanaman nilai karakter siswa berdasarkan budaya sekolah ini. Permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus Selama Masa dan pasca Pandemi Covid-19”.

METODE

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini dilakukan dari pukul 07:00-09:00 WIB beliau tiba di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus untuk menilai perilaku siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengumpulkan tugas, dan mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. dilakukan dengan mengamati. Dalam penelitian kualitatif, subjek survei yang peneliti gunakan sebagai informan adalah kepala sekolah, guru dan siswa SMAS PGRI Kaliung Kudus. Lokasi penelitian adalah tempat atau tempat yang dicirikan oleh adanya pelaku, tempat, dan aktivitas yang dapat diamati. Lokasi penelitian dilakukan di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus. Dalam metode pengumpulan data penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut:

Observasi

Peneliti menggunakan observasi terstruktur karena peneliti merancang observasi secara sistematis menggunakan teknik sampling dalam penelitian PHBS-nya. Peneliti melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui penerapan PHBS yang diterapkan selama ini dalam kegiatannya di sekolah. Media observasi yang digunakan adalah lembar observasi penelitian yang difokuskan pada seorang siswa yang menerapkan PHBS di SMAS PGRI Kaliung Kudus selama dan setelah pandemi Covid-19.

Menurut (Sugiyono 2010: 205) penelitian ini menggunakan observasi terstruktur merupakan observasi yang dirancang secara sistemastis tentang apa yang diamati, kapan, dan dimana tempatnya.

Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SMAS PGRI Kaliwungu Kudus. Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendapatkan informasi yang benar dari informan tentang penerapan PHBS di sekolah. Dari wawancara ini, Anda bisa mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat beliau selama dan setelah pandemi Covid-19 di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus.

Menurut (Esterberg dalam Sugiyono 2015: 233) mengemukakan beberapa wawancara, yaitu wawancara terstuktur, semi struktur, dan tidak struktur.

Angket (Kuesioner)

Survei (kuesioner) yang dilakukan di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus menggunakan kuesioner terbuka yang mengajukan pertanyaan terbuka kepada siswa. Tujuan kuesioner terbuka yang dilakukan peneliti berupa kuesioner pertanyaan atau penjelasan, dimana responden diminta untuk memberikan jawaban dari siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus mengenai perilaku hidup bersih dan sehat selama dan setelah Covid. Menurut (Sugiyono 2010: 199) berpendapat bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efektif bila peneliti tahu dengan variable yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden.

Dokumentasi

Dokumentasi berupa hasil survei seluruh siswa, hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah, lembar observasi siswa, dan foto pelaksanaan PHBS. Tujuan peneliti pendokumentasian adalah untuk memberikan informasi tentang isi dokumen dan menyiapkan bukti dan data tentang informasi dokumen. Alat yang diperlukan peneliti untuk melakukan dokumentasi adalah kamera untuk merekam video dan foto kegiatan PHBS beliau di SMAS PGRI Kaliung Kudus selama dan setelah pandemi Covid-19.

Kajian ini meliputi hasil angket kepada siswa, hasil wawancara dengan guru dan kepala sekolah, lembar observasi, dan gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di SMAS PGRI Kaliung Kudus selama dan setelah pandemi Covid-19. tetapi (Moleon, 2014: 6) Deskripsi bahan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya, melalui tindakan, persepsi, motif, tindakan secara umum, deskripsi verbal, konteks alam tertentu, dan berbagai penggunaan alam. Subyek penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus miliknya pasca pandemiCovid-19

Sumber Data

Semua penelitian tidak hanya membutuhkan metode yang tepat, tetapi juga metode pengumpulan data yang relevan. Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer, data sekunder, dan alat penelitian.

(Moleong, 2014:157), perilaku orang yang diamati adalah sumber informasi utama. Sumber data dapat ditulis atau direkam dengan video/audio tape, foto, atau film.

Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dimana peneliti menerima data atau informasi tersebut langsung dari sarana yang telah ditentukan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMAS PGRI Kaliwungu Kudus. Setelah (Sugishirono, 2014: 62) Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung menyediakan data untuk pengumpulan data.

Data Sekunder

Data sekunder biasanya berupa bukti, catatan, atau catatan sejarah yang disusun dalam arsip. Data sekunder hasil observasi dan rekaman untuk melengkapi data primer. Metode analisis data yang digunakan peneliti untuk menganalisis hasil penelitian adalah (Sugishirono (2014: 62) Data sekunder adalah data tambahan dari data utama. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data (misalnya melalui orang atau dokumen lain).

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, dokumentasi, dan kuesioner.

Menurut Sugiyono (2016: 222) “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, memilih kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”. Peneliti dapat terjun kelapangan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan objek penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis perlaku hidup bersih dan sehat siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus selama masa pandemi covid 19

Tabel 1 Indikator Keterkaitan PHBS

No.

Nilai

Karakter

 

Indikator PHBS

Penerapan PHBS di

SMAS PGRI Kaliwungu Kudus

1.

Religius

Siswa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Siswa membuang sampah pada tempatnya

Siswa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Siswa BAB di wc/toilet yang bersih

Mematuhi protokol kesehatan covid 19

Menanamkan nilai religius sejak anak-anak sangatlah penting karena kebersihan sebagian dari iman Dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini siswa diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan.

Dalam hal ini siswa menggunakan air bersih, siswa menjaga kebersihan dirinya dengan melakukan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah melakukan aktivitas atau

Sebelum makan dan sesudah            makan supaya bersih dan sehat, dll.

2.

Peduli Lingkungan

  1. Siswa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
  2. Siswa membuang sampah pada

tempatnya      

  1. Memilah sampah sesuai dengan   jenis sampah yaitu sampah

basah dan kering

  1. Siswa bebas dari asap rokok  
  2. Siswa memberantas nyamuk dengan 3M
  3. Menggunakan masker ketika keluar rumah
  4. Mematuhi        protokol kesehatan covid 19

Peduli  lingkungan adalah sikap dan tindakan yang      selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, Dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu

siswa   terbebas dari siswa

membuang sampah pada tempat sampah. Dalam hal ini mengajarkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan

dan kesehatan disekolah dan mencegah timbulnya penyakit pada diri siswa.

3.

Jujur

  1. Siswa membuang sampah pada tempatnya      
  2. Mematuhi protokol kesehatan covid 19

Jujur adalah  perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,  tindakan,  dan pekerjaan Dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini anak dilatih untuk jujur, yaitu siswa sudah disediakan timbangan dan meteran, lalu siswa menimbang berat badannya dan mengukur tinggi badannya sendiri,

4.

Disiplin

  1. Siswa   melakukan olahraga secara teratur dan terukur      
  2. Siswamemberantas nyamuk dengan 3M
  3. Mematuhi protokol kesehatan covid 19

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, siswa diajari untuk disiplin, seperti siswa memakai sepatu karena sudah tertera dalam aturan tata tertib disekolah.Dalam hal ini anak dilatih untuk bertingkah laku disiplin, dengan membiasakan anak berbuat disiplin dari suatu yang kecil maka anak akan terbiasa untuk disiplin dikehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

5.

Tanggung Jawab

  1. Siswa   melakukan olahraga secara teratur dan terukur      
  2. Menggunakan  masker ketika keluar rumah
  3. Mematuhi protokol kesehatan covid 19

Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap dirisendiri, teman,  lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara dan  Tuhan  Yang   Maha Esa. Dalam penerapan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat anak dituntut untuk melakukan tugas dan

kewajibannya seperti siswa memakai sepatu karena merupakan sebuah tata

tertib.

Pada Indikator PHBS, Anda dapat mengetahui apa yang relevan dengan penerapan PHBS di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus, mulai dari poster tentang budaya PHBS, fasilitas sekolah, lingkungan sekolah, dan kegiatan siswa. Pada indikator tersebut terdapat nilai-nilai karakter seperti nilai religius, integritas, lestari lingkungan, disiplin dan tanggung jawab dalam penerapan PHBS.

Gambar  Kondisi SMAS PGRI Kaliwungu Kudus Pasca Pandemi/Dokpri

Poster Penegakan Protokol Kesehatan Lingkungan Sekolah, siswa mematuhi protokol kesehatan lingkungan sekolah dengan memakai masker, menjaga jarak sosial dan mencuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun atau pembersih tangan di lingkungan sekolah dapat dilakukan.

Annika (2013:162) tercantum di bawah ini beberapa keuntungan mempromosikan PHBS-nya di sekolah:

Sekolah melindungi siswa, guru dan warga sekolah dari berbagai penyakit dan ancaman penyakit.

Budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah ini dapat memperkuat semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi siswa. Karena mahasiswa didukung oleh lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa lebih rentan terhadap ancaman penyakit selama proses belajar mengajar, yang mempengaruhi prestasi akademik mereka yang baik.

Citra SMAS PGRI Kaliwungu Kudus sebagai lembaga pendidikan semakin berkembang untuk menarik minat orang tua. Karena sekolah ini memiliki budaya yang baik dalam menerapkan PHBS. Hal ini menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih bagi siswa, guru dan komunitas sekolah.

Dengan kata lain, budaya penerapan PHBS dapat menyampaikan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

SMAS PGRI Kaliwungu Kudus yang mempunyai budaya penerapan PHBS dapat menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah yang lain.

Kegiatan di SMAS PGRI Kaliwungu Kudus melibatkan siswa, guru, dan warga sekolah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk budaya terpadu - budaya PHBS. Dalam hal ini siswa, guru dan warga sekolah sendiri dapat mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya. Misalnya, siswa dan guru harus mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah melakukan kegiatan dan sebelum dan sesudah makan, dan kegiatan tersebut dapat membantu mencegah penyakit dalam dan meningkatkan kesehatan. Sudah berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

Wawancara dengan kepala sekolah dan guru BK SMAS PGRI Kaliwungu Kudus

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SMAS PGRI Kaliwungu Kudus Ibu Istikah, S.Pd dan Guru BK Ibu Kartini, S.Pd. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru BK mengenai perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus selama masa dan pasca pandemi covid 19.

Pada hasil wawancara kepada kepala sekolah SMAS PGRI Kaliwungu Kudus, Ibu Istikah S.Pd. SMA terkait penerapan PHBS selama masa pandemi covid 19 kepada siswa, diperoleh bahwa upaya pihak sekolah mengenai PHBS di masa pandemi covid 19 dapat dilakukan dengan sosialisasi dan kerjasama kepada orang tua siswa mengenai menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan juga mematuhi protokol kesehatan dalam bentuk upaya pencegahan virus covid 19.

Ibu Istikah dan Ibu Kartini menjawab semua pertanyaan dari peneliti dengan sangat jelas. Peneliti menanyakan perihal bagaimana cara meningkatkan PHBS kepada siswa selama masa pandemi covid 19 kemarin?, Ibu Istikah, S.Pd selaku Kepada Sekolah SMAS PGRI Kaliwungu Kudus mengatakan “Upaya pihak sekolah mengenai PHBS di masa pandemi covid kemarin, tentunya melakukan sosialisasi dan kerjasama kepada orang tua siswa mengenai menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan juga mentaati protokol kesehatan dalam bentuk upaya pencegahan virus covid 19”. Sedangkan Ibu Kartini, S.Pd selaku guru BK mengatakan “Kami selaku guru BK selalu bekerjasama kepada orang tua siswa dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat dan melaukan sosialisasi protokol kesehatan covid 19, untuk mencegah terjadinya penularan virus”. Ibu Kepala sekolah juga mengatakan bahwa PHBS pasca pandemi juga harus tetap digalakkan, hal itu sebagai upaya antisipasi sekolah apabila terjadi sebaran varian virus baru yang nantinya menjadi kendala dalm proses belajar mengajar dilingkungan sekolah, jangan sampai sekolah kecolongan seperti tahun kemarin yang menimbukan banyak korban akibat Pandemi Covid 19.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi peneliti SMAS PGRI Kaliwungu Kudus tentang “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SMAS PGRI Kaliwungu Kudus Selama dan setelah Pandemi Covid-19”, Fasilitas Sanitasi SMAS PGRI Kaliwungu Kudus sudah lengkap dan memenuhi grade - Nilai Kepribadian dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Nilai Kepribadian dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Religius, jujur, peduli lingkungan, disiplin dan tanggung jawab.

Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian yang dilakukan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama dan setelah pandemi Covid-19, langkah selanjutnya diharapkan guru dapat membimbing siswa dalam praktik pemantauan PHBS. Itu dia. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan membuat buku bagi siswa tentang bagaimana menerapkan PHBS-nya di masa pandemi Covid 19, yang akan digunakan untuk menilai apakah dia telah menerapkan PHBS-nya dengan benar terkait dengan PHBS. Apapun, itu dimaksudkan untuk merekam aktivitas siswa. Bagi para siswa, saya berharap para siswa lebih terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, hidup sehat dan menjaga diri untuk mengurangi Covid-19. Sebaiknya penerapan protokol kesehatan dimulai dari kesehatan diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

DAFTAR PUSTAKA

Alif Yanuar Zukmadini, B. K. 2020. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Covid-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 68-76.

from https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jpmpi/article/view/440

Asep Ardiyanto, V. P. 2020. Analisis Perilaku Hidup, Bersih dan Sehat di Era Pandemi Covid-19. Volume 05, No. 02, Bulan Juli, pp. 131-140, 131-140.

from http://journal.upgris.ac.id/index.php/jendelaolahraga/article/view/6216

Hana Ika Safitri, H. 2021. Membiasakan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada Anak Usia Dini Selama Pandemi Covid-19 . Volume 5 Issue, 385-394.

from https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/542/pdf

Maryuni, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Info Media.

Moelong, L. J. 2014. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurfadillah, A. R. 2020. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH. Edisi :

Perdana / Bulan : November, 2.from https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jpkm/article/download/7676/2370

Rata Julianti, M. M. 2018. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan Sekolah. Vol 3, 11-17.

from https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/2960

RI, M. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 69/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surbakti, M. B. 2021. Perilaku Masyarakat tentang covid-19. Osf Preprints.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun