Yang jelas ada banyak pembaharuan-pembaharuan dalam falsafah dan adat-istiadat Batak yang sifatnya tidak tidak merusak nilai-nilai luhur dari falsafah dan adat-istiadat itu tetapi, tetapi justru semakin memperbaikinya dan menguatkannya.
Beberapa falsafah yang terkandung dalam umpasa berikut ini dianggap tidak lagi sesuai dengan masa kekinian adalah:
Bintang narumiris tu Ombun nasumorop
Maranak ma hamu riris marboru pe tung torop
(Yang artinya semoga kamu memiliki anak laki-laki dan anak perempuan yang banyak)
Juma ni sampulu pitu ma tu juma ni sampulu onom
Maranak ma hamu sampulu pitu, marboru sampulu onom
(Yang artinya: semoga kamu mempunyai anak laki-laki 17 orang dan anak perempuan 16 orang)
Kedua umpasa ini berhubungan dengan pandangan orang pada zaman dahulu: "banyak anak banyak rezeki". Tetapi sekarang sudah berubah, tidak lagi mengejar kuantitas tetapi sudah lebih mengarah ke kualitas: (cukup dua anak, laki-laki dan perempuan sama saja, yang penting pendidikan dan kesejahteraannya lebih terjamin.
Seperti kata umpasa berikut ini:
Manggoreng di balanga, mardisir mardosor;