Jika jumlah penduduk lansia di atas 18% dari total populasi, kondisi ini menjadi persoalan. Ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja semakin sedikit untuk menanggung masyarakat yang berusia tidak produktif.
Di Jepang, setiap satu orang pekerja atau usia produktif menanggung 4-5 usia non produktif. Ini tentunya memberikan beban yang sangat berat bagi negara. Tekanan yang tinggi bagi negara untuk dapat membiayai masyarakatnya, terutama yang non-produktif yakni usia lansia.Â
Faktanya juga, biaya kesehatan generasi lansia ini juga tinggi. Negara yang membiayai pensiun juga menjadi sangat panjang. Negara masih harus membayar gaji selama 20-30 tahun setelah pensiun. Ini tentunya pekerjaan yang berat, sementara usia muda yang menopang ekonomi makin sedikit.
Menjadi terang kemudian, kemajuan yang menciptakan kesejahteraan ternyata tidak selalu berkorelasi dengan hal positif. Kemajuan justru menciptakan kondisi yang semakin tidak murah, yang pada gilirannya memaksa orang muda untuk menunda atau tidak memiliki anak, yang pada gilirannya mengancam keberlanjutan negara. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H