Sewaktu berkunjung ke Jakarta, selain menggunakan rekomendasi dari media sosial, saya juga menggunakan referensi tempat yang biasa dikunjungi teman-teman. Misalnya sewaktu memilih mana di Jakarta, mana yang sering dikunjungi, muncullah beberapa nama yang juga disukai banyak orang, lalu itu jadi referensi kita.Â
Mall yang besar dan lengkap seperti Grand Indonesia, atau Plaza Indonesia di Jakarta sering kali menjadi pilihan utama. Mall-mall ini tidak hanya memiliki berbagai restoran dan kafe, tetapi juga menawarkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Grand Indonesia misalnya, dikenal dengan beragam pilihan makanannya yang bisa memuaskan berbagai selera. Dari hidangan Asia, Eropa, hingga makanan cepat saji, semuanya tersedia di sini. Jadi dengan sekali dayung dua tiga pula terlampui, sekali berkunjung dua tiga jenis makanan, bahkan yang antar bangsa dicicip lidah kita.
Hampir mirip dengan cerita Thomas L Friedman tentang the world is flat--dunia datar, ketika semua bisa dijangkau dan ditemukan dalam satu tempat dengan mudah.
Pengalaman pertama kali makan di mall seringkali menjadi kenangan yang menarik. Minggu ini saja, saya membawa seorang kenalan dari daerah pinggiran. Ketika saya tawarkan makan malam ia memilih warung, tapi biar punya pengalaman berbeda saya bawa ke sebuah mall yang terbilang biasa.
Disana ia terkejut ketika mendapati ternyata bukan hanya makanan asing yang aneh, bahkan makanan favoritnya di kampung juga tersedia.
Kesannya tentang makan di mall yang diingatnya, interior dan kenyamanan menjadi sesuatu yang menurutnya paling menarik. Lampu yang terang, aroma makanan yang menggugah selera, dan keramaian pengunjung yang membawa suasana hidup. Â Dan ketika pertama sekali merasakan mie ramen, sensasi rasa pedas yang aneh membuatnya menjadi pengalaman makan yang sangat berkesan. Atau ketika mencoba dessert yang belum pernah dicoba sebelumnya, setiap gigitan memberikan sensasi yang unik dan menyenangkannya.
Tapi jika semuanya buntu, misalnya rombongan diajak makan tapi beda-beda citarasa, maka pilihan tempat makan yang biasa disebut sebagai tempat "pasrah" alias pilihan yang sudah sangat dikenal dan selalu diandalkan. Tempat-tempat seperti gerai makanan siap saji adalah pilihan yang paling umum tersedia di mall. Ini pilihan lama ketika anak-anak masih kecil, tapi kini sudah beralih ke lain kuliner.
Jika ke mall ditanya untuk mencari makan di mall atau hanya sekadar jajan-jajan, jawabannya mungkin bervariasi. Namun, satu hal yang pasti tetaplah pengalaman berurusan dengan makanan alias kuliner. Namun dengan segala pilihan yang ada, mall memang bukan hanya sekadar tempat berbelanja, tetapi memang jadi destinasi kuliner yang menawarkan berbagai pengalaman makan yang tak terlupakan.
Berkunjung ke  Mall, meskipun bukan menjadi bagian rutinitas keseharian, tapi dengan ragam fasilitas dalam satu tempat menjadi daya tarik yang sulit diabaikan. Apalagi juga menawarkan gensi, prestige atau simbol status. Â
Tapi jika ditanya makanan rekomendasi, saya menyukai makanan yang bukan jenis makanan padat. Dalam pikiran saya, makanan jenis itu tempatnya di rumah, jadi selama jalan-jalan di mall, makanan seperti donat dari J-Co. Selain made in dalam negeri, citarasanya juga enak sekaligus mengenyangkan.
Menurutku latarbelakang kehadirannya juga menarik menjadi cerita dibalik produk yang tak kalah dengan produk keluaran luar negeri untuk makanan yang sejenis.
Makanan rekomendasi favoritku J.Co, menurutku eksklusif dari segi harga ataupun rasa.
Cerita uniknya bermula sejak tahun 2005. Ketika seorang tukang cukur bernama Johny Andrean bereksperimen baru di dunia makanan dengan membuat toko donat. Memang sih, bang Johny ini menurut Asia's Star Brands (2006), ternyata sudah pernah mencoba bisnis kuliner dengan memegang lisensi toko roti asal Singapura, yakni Bread Talks.Â