Ketiga; Batasan Waktu Penggunaan Media Sosial
Sebisanya kita harus melawan godaan FOMOdengan menetapkan batasan waktu yang jelas untuk menggunakan media sosial selama bulan Ramadan.Â
Misalnya, tentukan waktu khusus setelah berbuka atau sebelum tidur untuk memeriksa akun media sosial. Selain itu, nonaktifkan notifikasi dari aplikasi media sosial untuk mengurangi godaan untuk membuka platform tersebut secara impulsif. Jika bukan kita yang berkuasa, siapa lagi.
Keempat; Selektif dalam Memilih Konten yang Dikonsumsi
Salah satu cara kita mengurangi penggunaan medsos adalah berusaha untuk menyaring atau memilih konten yang dikonsumsi di media sosial dengan bijak.Â
Tentu saja dengan menghindari konten yang tidak bermanfaat atau dapat mengganggu fokus ibadah. Sebaliknya, ikuti akun atau grup yang menyajikan konten inspiratif, pendidikan, atau berorientasi keagamaan.
Kelima; Dukungan dan Dorongan dari Komunitas
Mengapatak mencoba mencari dukungan dan dorongan dari keluarga, teman, atau komunitas juga sangat penting dalam mengatasi FOMO selama Ramadan.Â
Anak saya bergabung dalam komunitas yang mengorganisir membantu membagikan takjil dan makanan berbuka puasa selama ramadan. Mengumpulkan dan membagikan makanan bagi yang memerlukan
Kegiatan itu tak hanya membuatnya sibuk tapi juga membuatnya bisa berinteraksi sosial lebih banyak dan mengurangipenggunaan medsos selama ramadan.Â
Nah  karena sindrom FOMO itu juga buruk bagi psikologis kita, ada baiknya selama ramadan kita jadikan saatnya untuk melakukan "terapi". Sehingga dampak yang kita anggap bisa  menurunkan rasa percaya diri akibat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial bisa kita kurangi.
Dan kita bisa mengatur produktifitas yang bisa terganggu gara-gara FOMO. Sedikit-dikit memeriksa handphone, seakan memiliki dunia sendiri karena fokus hanya pada gadget. Sementara aktivitas lain jadi terbengkalai, seperti sulit berkonsentrasi saat bekerja, belajar, dan lainnya.