Saat itu Ashana memanfaatkan liburan dengan kerja praktek, untuk mencari pengalaman. Kata teman yang mengajak, mereka akan mendapat uang saku. Inilah yang membuat Asha tak ragu, dia bisa membayar tambahan uang kos untuk tinggal di kamar kakaknya.Â
Suatu hari ...
Tak pernah disangka Zayyan ada di halte tempat Asha biasa menunggu bis. Tak bisa ditahan dadanya berdetak lebih kencang. Â Zayyan adalah seniornya yang merupakan asisten praktikum Fisika, saat Asha baru memasuki kampusnya di Bandung.Â
"Ada apa gerangan Zayyan ada di halte ini?"
"Wow ... ini "bunga" yang akang tunggu," katanya melihat kedatangan Asha.Â
Tentu saja Asha merasa senang, mendengar kata-kata Zayyan yang selalu penuh gurauan. Detak jantungnya menjadi agak tenang. Sebetulnya Asha memang sering berjumpa Zayyan di kampus. Mereka memang senang bersenda gurau. Bahkan Asha sering menyebut Zayyan dengan "Si Kumbang Leutik". Wajahnya yang hitam manis, membuatnya bagai kumbang kecil yang menyenagkan. Dan Zayyan selalu menyebut Asha sebagai "bunga".
Sampai hari ini Asha tetap tidak tahu mengapa Zayyan ada di halte bis saat itu. Â Apakah ingin menumbuhkan suasana cinta di kota Jakarta?Â
Kini mereka berdua sudah tidak tinggal di Jakarta, Zayyan sudah pensiun. Anak-anak juga tidak ada yang memilih tinggal di Jakarta.Â
Lama tak berkunjung, rasa cinta masih tertinggal di Jakarta. Sungguh Jakarta merupakan kota yang memberikan kenangan indah bagi Ashana dan Zayyan.Â
"Kang, pada ulang tahunnya yang ke 495, Jakarta hajatan lho," kata Asha.
"Tetapi Jakarta sekarang banyak masalah," Zayyan menanggapi, "polusi udara, naiknya air laut, tanah amblas karena penyedotan air dan kepadatan penduduk."