Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbah Dukun IAn di Kaki Gunung Kelutuk

25 Oktober 2020   19:45 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:19 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Rumah mbah dukun IAn sekarang

"Aku ke sini jam 6.00 pagi," kata Sekar, "Jadi antrinya tidak sepanjang ini."

Setelah mendaftarkan diri, mendapat nomor antrian dari seorang asisten mbah dukun IAn yang ada di pagar, lalu mereka masuk untuk menunggu giliran. Sekar mengajak Mila duduk di bawah pohon Gardenia Kuning, seperti yang dilakukan saat Sekar ke sini sendiri.

Berdua mereka saling diam, seperti kebiasaan yang dilakukan hampir semua tamu lain yang datang ke tempat mbah dukun IAn. Sekar asyik memainkan smartphone yang baru dibeli beberapa minggu yang lalu. Ada sedikit rasa takut, kalau-kalau suaminya akan menghubungi melalui WA. Walau sudah berpamitan untuk mengantar teman, tetapi Sekar tidak mengatakan tujuan persisnya mau ke mana.  Sekar belum pernah bercerita kepada suaminya tentang mbah dukun IAn. Selain takut dimarahi, juga ada rasa malu. Berhubungan dengan dukun merupakan bebiasaan baru bagi Sekar. 

Hingga giliran nomor Mila dipanggil masuk. Sampai saatnya Mila keluar. Berdua mereka tetap saling diam. Bahkan sampai saatnya pulang, tak ada sedikitpun cerita tentang apa yang dilakukan mbah dukun IAn selama di dalam ruangan. 

Tiba di kota Kitir, Mila turun di terminal. Dia harus melanjutkan naik angkot menuju Wadi, tempat tinggalnya. Tak lupa Mila mengucapkan terima kasih kepada Sekar yang juga ingin segera pulang ke rumahnya.

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Rumah mbah dukun IAn sekarang
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Rumah mbah dukun IAn sekarang

Lama sudah berlalu. Sekar dan suami selalu ceria sejak keduanya telah memiliki Asus, smartphone Android yang menambah kebahagiaan. Hampir Sekar melupakan asal usul mengapa mereka berdua merasa harus memiliki smartphone Asus. Suaminya juga tak sedikit pun pernah bertanya, mengapa Sekar membelikan smartphone Asus.

Udara segar rupanya belum sempurna memberikan kebahagiaan kepada mereka. Ada surat panggilan dari kantor polisi meminta kedatangan Sekar untuk menguatkan kekurangan barang bukti  kasus penipuan yang dilakukan oleh Mbah dukun IAn. Jelas suaminya sangat terkejut. Istrinya terlibat kasus penipuan seorang dukun?

Dari mana nama dan alamat Sekar bisa diperoleh polisi? Entah dari mbah dukun IAn saat menanyakan nama lengkap sesuai KTP waktu di dalam ruangan. Atau dari toko tempat Sekar membeli smartphone. 

Dalam keadaan bingung, suaminya menemani Sekar menghadap polisi. Di kantor polisi, setelah data-data diri dicatat, polisi penyidik menanyakan beberapa hal pendapat Sekar tentang dukun IAn. 

Pertama : Apakah dukun IAn itu dukun palsu atau bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun