"Setop."
Mama mendekati Nona dan menanyakan tingkahnya yang meresahkan sejak dini hari. Dengan nada kesal, putri bungsu keluarga terpandang ini menanyakan kurma.
Tanpa menghiraukan tatapan mata Varo, Nona kembali ke dapur untuk membuat minuman bekalnya sahur.
"Ada apa dengan Nona, Mah. Heboh banget."
"Sudahlah biarkan saja. Dia lagi rajin konsumsi kurma. Katanya bisa bikin cantik."
"Paling-paling latah. Cuma ikut-ikutan. Seminggu juga lupa."
Mama melirik tajam abang Nona ini. Sedari dulu Varo dan Nona tidak pernah akur. Vero terlalu keras menerapkan disiplin untuk adiknya. Larangan dengan kata 'jangan' kerap menjadi awal pertengkaran mereka.
Tak sampai setengah jam, segelas susu kurma tersaji di meja. Nona meminumnya hingga tandas, lalu meninggalkan meja makan.
"Jadi udah, nggak makan nasi atau yang lainnya, Non?" tanya Mama.
"Nggak, Ma. Udah kenyang. Kebanyakan kalorinya kalau ditambah nasi."
"Yakin cukup? Gak kelaparan siang nanti?" goda Papa.