"Sori ya, aku nggak maksud bikin kamu malu. Aku cuma pingin tahu sapa pengirimnya. Nggak nyangka kalo Andro bakal rese."
Arini diam. Tangannya masih tegak menghormat ke bendera di depannya. Hukuman yang selalu diberlakukan bagi para pembolos di sekolahnya adalah dijemur di bawah matahari di tengah-tengah lapangan sambil menghormat ke bendera.
"Heh kamu, ngapain kamu disitu?" teriak Pak Edi yang baru kembali untuk mengecek Arini.
Arini masih diam. Dipalingkan mukanya ke samping agar tak melihat wajah cowok yang ditaksirnya itu.
"Tiang benderanya bukan disitu, liat apa kamu kesitu? Kamu juga, ngapain ikut-ikut berdiri disitu? Balik ke kelas atau mau ikut ikut dihukum?"
"Saya disini saja Pak," kata Bayu.
Pak Edi yang sebenarnya berniat menyuruh Arini kembali ke kelas mengurungkan niatnya. Masih di bawah pohon laki-laki setengah baya itu kembali berteriak.
"Kalo nggak mau balik ke kelas, kamu juga dihukum!"
Bayu tersenyum. Tak peduli. Rasa bersalahnya pada Arini ingin ditebusnya.
"Nih," katanya sambil menyodorkan tangan kanannya ke Arini. "Katanya gemes, gigit aja."
"Dasar sinting!" kata Arini tanpa menoleh.