"Wes, ojo diurusi arek-arek cilik iku. Suwine Noer iki."
"Iyo bang. Eh, iku bang ono sing kate lewat maneh."
Dan benar juga dari kejauhan cahaya obor terlihat lagi. Kali ini lebih banyak. Jantung Mat berdebar-debar, tidak salah pasti Noer ada di antara rombongan itu. Hatinya tidak pernah salah, begitu batinnya.
"Bang, Noer," bisik Mintho.
"Hooh, aku wes ngerti."
Beberapa orang tua dan anak kecil lewat di hadapan Mat dan Mintho, mereka masih tak bergerak tapi begitu melihat Noer semakin dekat Mat pun langsung bersiap-siap.
"Assalamualaikum Noer," sapa Mat.
"Kumsalam," sahut Noer asal-asalan.
Meski tidak mendapat sambutan yang hangat tapi Mat tak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Asal dijawab saja sudah cukup baginya. Meski tanpa senyum, bahkan dengan bibir yang manyun pun dia terima. Cinta memang gila.
"Ayo Min," ajak Mat.
Sampai di mushola orang-orang sudah ramai, terutama anak-anak kecil. Bukannya duduk tenang atau mengaji mereka malah berlarian, bermain. Anak-anak dimana-mana sama saja, bertemu teman dan langsung menemukan permainan yang mengasyikkan.