Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Lubuk Larangan Etnis Angkola-Mandailing

21 Desember 2023   10:11 Diperbarui: 21 Desember 2023   16:39 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan Ikan Mahseer Pada Lubuk Larangan Desa Rianiate (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Wahyu Pane, 2023)

Secara garis besar kemanfaatan lubuk larangan meliputi tiga unsur penting pertama sebagai sumber ekonomi berbasis kerakyatan. Kedua, menjadi sarana sosial masyarakat. Ketiga, lubuk larangan menjadi sarana melindungi keberlangsungan ekologi (Rukiah 634).

Nilai Ekonomi Kerakyatan pada Lubuk Larangan 

Tujuan dari pengelolaan lubuk larangan salah satunya adalah memaksimalkan nilai-nilai ekonomi secara bersama. Dalam tradisi lubuk larangan tidak hanya menguntungkan pihak tertentu akan tetapi menguntungkan semua unsur masyarakat. Tradisi lubuk larangan pada etnis Angkola-Mandailing merupakan implementasi nilai solidaritas berbasis ekonomi kerakyatan.

Sejak dahulu para leluhur telah mencetuskan tradisi ini dengan istilah baen ma huta dohot banua martalaga na so hiang, artinya jadikanlah desa dan sekitarnya menjadi lahan yang tidak kering. Semua potensi yang ada harus dimaksimalkan dengan baik untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama (Pulungan 4).

Nilai-nilai ekonomi kerakyatan dapat dilihat dari pemanfaatan hasil sumber daya yang berasal dari tradisi lubuk larangan dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan bersama. Seperti dijadikan sebagai sumber pendanaan pembangunan desa, membangun sekolah, pembangunan rumah ibadah dan pemberdayaan anak yatim.

Adanya tradisi lubuk larangan ini telah menjadi bukti bahwa ekonomi kerakyatan dapat dibentuk berdasarkan tradisi lokal. Meskipun pengembangan nilai-nilai ekonomi pada lubuk larangan belum maksimal dilakukan. Ke depan, tradisi ini dapat dimodifikasi dengan pendekatan yang lebih holistik. Selama ini, hasil tangkapan ikan dari lubuk larangan langsung dikonsumsi atau dijual dalam bentuk ikan mentah sehingga nilai ekonominya belum maksimal. Sehingga kedepan bisa dikembangkan dengan menciptakan berbagai produk turunan yang bernilai ekonomi lebih tinggi.

Tradisi lubuk larangan juga bisa dikembangkan sebagai model pengembangan kesejahteraan untuk mengatasi persoalan malnutrisi yang masih terjadi. Mengingat salah satu penyebab malnutrisi yang adalah terbatasnya sumber daya makanan yang berkualitas. Dengan memaksimalkan pengelolaan lubuk larangan akan menjadi sumber tambahan makanan berkualitas yang bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat.

Selain itu, potensi pemanfaatan lubuk larangan tidak hanya terbatas pada sumber daya materi (ikan) yang dihasilkan maupun nilai tiket yang terjual saat festival. Lubuk larangan juga memiliki potensi untuk dijadikan model pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dengan memanfaatkan daya tarik alam dan budaya yang dimiliki (lubuk larangan), harus terus dikembangkan agar mampu menarik wisatawan untuk datang dan mengalami tradisi lokal serta keindahan lingkungan yang lestari. Dengan demikian, ekonomi lokal dapat tumbuh melalui pendekatan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Ada dua implikasi yang dapat dijadikan sebagai daya tarik dalam pengembangan pariwisata. Pertama, nilai-nilai tradisional yang terkait dengan tradisi lubuk larangan. Nilai-nilai ini mencakup warisan budaya lokal, keramahan masyarakat dalam menyambut tamu, dan karakter unik dari etnis Angkola-Mandailing yang tidak dimiliki oleh etnis lain, menjadikannya daya tarik tersendiri.

Ikan Bakar Sinyarnyar Khas Tabagsel (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Meli Sartika Harahap, 2023)
Ikan Bakar Sinyarnyar Khas Tabagsel (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Meli Sartika Harahap, 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun