Mohon tunggu...
Rima Gravianty Baskoro
Rima Gravianty Baskoro Mohon Tunggu... Pengacara - Trusted Listed Lawyer in Foreign Embassies || Policy Analyst and Researcher || Master of Public Policy - Monash University || Bachelor of Law - Diponegoro University ||

Associate of Chartered Institute of Arbitrators. || Vice Chairman of PERADI Young Lawyers Committee. || Officer of International Affairs Division of PERADI National Board Commission. || Co-founder of Toma Maritime Center.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perempuan Pesisir sebagai Tiang Ekonomi Lokal di Maluku

17 Januari 2022   10:03 Diperbarui: 18 Januari 2022   02:09 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: kompas.com/Yohanes Irawan

Berdasarkan realitas diatas dapat disimpulkan bahwa nelayan yang adalah tiang utama sektor tenaga kerja sebagai pelaku utama dalam aktivitas perikanan sangat mendominasi.

Data Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku (2009) juga menujukan bahwa menurut lapangan pekerjaan utama,persentase terbesar penduduk Provinsi Maluku bekerja pada Sektor Pertanian yang didalamnya terdapat sektor perikanan yaitu sebesar 56,28 persen.

Sudah tentunya sektor dominan yaitu sektor kelautan menjadi komoditi ekonomi utama, tenaga kerja dalam sektor ini pun mempunyai pengaruh terhadap subangsi pendapatan daerah. Jika dilihat berdasarkan data BPS Provinsi Maluku, 

perkembanganperekonomian Maluku pada triwulan ke dua tahun 2019 tumbuh positif sebesar 6,09 persen. Pertumbuhan ekonomi Maluku didorong oleh beberapa sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain pertanian, perikanan perdagangan dan serta industri pengolahan.

Dalam sebuah komunitas ekonomi perempuan-perempuan Maluku mereka sangat besar, peran mereka dari proses praproduksi, produksi, sampai dengan pasca produksi.

Tugas yang begitu kompleks dan sekaligus berperan untuk memastikan pemenuhan proteinbangsa. Tanpa perempuan pesisir, rumah tangga dan industri perikanan tidak akan bisa berdiri dengan tegak hingga mengirimkan protein ke atas meja makan di rumah warga Negara Indonesia.

Perempuan pesisir khususnya perempuan yang bermata pencairan sebagai nelayan di wilayah maritim yaitu Provinsi Maluku adalah perempuan-perempuan yang menjadi tiang penyangga bukan hanya untuk pemenuhan sumber ketahanan rumah tangga, melainkan memiliki peran dan kontribusi yang besar sebagai penyangga perekonomian lokal.

Maka dari itu sudah semestinya mereka mendapat perhatian dalam bingkai kebijakan dalam lingkup nasional maupun daerah.

Namun demikian, dalam berbagai aspek kajian ataupun program- program pembangunan pesisir kenyataannya perempuan-perempuan pesisir luput dari objek utama kebijakan yang dibuat.

Berikut dibawah ini merupakan potret wajah perempuan pesisir yang perannya sangat besar tetapi luput dari kaca mata kebijakan pemerintah.

III. Persoalan Perempuan Pesisir Terkait Ekonomi Maritim

A. Perempuan pesisir dalam bingkai kebijakan

Profesi nelayan masih saja dipandang seputar dominasi kaum laki-laki selaku pelaku utama dalam sektor ini, namun pada kenyatannya di beberapa daerah di Indonesia, kaum perempuan cenderung memiliki peranan lebih signifikan dibanding laki-laki, baik di area domestik maupun pada kegiatan produktif yang berhubungan dengan perikanan dari hulu hingga ke hilir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun