Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langit Kelabu Jakarta

14 Juli 2024   21:16 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu masih mencekam, beberapa prajurit TNI datang melakukan SORTIR. Warga kompak melindungi satu sama lain, tidak ada dari kami yang merusuh. Pada akhirnya kami semua mulai bergantian menjaga kampung, bahkan dalam kerusuhan itu, sungai Ciliwung ikut kelabu. Airnya tak lagi hanya berwarna coklat muda melainkan mulai kelabu. Jika diperhatikan dari tebing tinggi di pinggir kampung, air itu kadang berbusa yang tiba-tiba terdapat mayat mengapung. Begitu kelabunya bumi, jakarta dan harapan manusia di dalamnya. 

Jakarta Kelabu itu ditutup dengan kabar bahwa sang ibu dijemput oleh suaminya dari Duren Tiga, hingga kami semua mulai berpamitan. Tak lama kemudian, pemuda kampung mendapat kabar bahwa banyak mayat terbakar di dalam pasar. Ibu itu cemas mukanya, tak lama ibu itu pergi, warga kampung Ciliwung mulai mencari anggota keluarganya yang belum pulang sampai kabar penangkapan Kong Amir datang ke telinga kami. 

Langit kelabu itu memang ciptaan manusia, bukan Tuhan. Tuhan mengirimkan langit kelabu untuk menandakan datangnya hujan badai, tapi ini.. Manusia itu mendatangkan langit kelabu untuk membunuh, memfitnah satu sama lain. Kerusakan akibat langit kelabu itu mendatangkan suka dan duka bagi mereka yang percaya takdir. Semoga Jakarta tak lagi kelabu, kelam dan membiru hanya karena para manusia oportunis yang tak tahu malu di atas penderitaan rakyat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun