Dari sikap kepemimpinan tersebut dapat mempengaruhi seseorang untuk menuju perubahan baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Efek tersebut diperkirakan terjadi di tempat kerja atau di organisasi. Memang seringkali seseorang membutuhkan sikap kepemimpinan untuk memimpin suatu pekerjaan atau suatu organisasi. Misalnya saja dalam suatu organisasi, diperlukan sikap kepemimpinan agar seorang manajer dapat mengarahkan dan mempertanggungjawabkan suatu program kerja agar dapat berjalan dengan lancar. Kepemimpinan dimulai dari diri kita sendiri: jika kita sukses memimpin diri sendiri, maka kita bisa memimpin banyak orang.
Tujuan dari sikap kepemimpinan tersebut adalah untuk mencapai sebuah tujuan atau tujuan, apakah itu di bidang pekerjaan atau sebuah organisasi. Dengan adanya sikap kepemimpinan, tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai. Misalnya, seorang mahasiswa memerlukan sikap kepemimpinan untuk memimpin suatu organisasi, dimulai dengan memimpin dirinya sendiri untuk berubah, kemudian memimpin teman-temannya dalam organisasi. Mahasiswa pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai agar menjadi pribadi yang berguna di masa depan baik bagi perusahaan maupun orang lain.
Tugas manajemen adalah mengatur dan mengerahkan sumber daya manusia, sumber daya alam, segala alat yang digunakan dan alat yang diciptakan bersama oleh sekelompok orang  untuk mencapai tujuan.  Tugas seorang pemimpin mencakup banyak tanggung jawab, seperti membuat keputusan yang baik, memberikan arahan dan inspirasi kepada tim, menetapkan visi jangka panjang dan mendukung pengembangan anggota tim, serta mengatasi tantangan melalui kepemimpinan yang efektif. Selain itu, manajer bertanggung jawab atas motivasi, manajemen konflik, dan menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan kolaboratif. Singkatnya, tugas  pemimpin adalah memberi contoh  dan menciptakan kondisi bagi keberhasilan kerja sama kedua belah pihak. Jiwa seorang pemimpin mempunyai komponen penting yaitu :
1. Pemimpin tidak bisa bekerja sendirian
Orang lain dapat menjadi bawahan, pengikut atau anggota kelompok. Tentu akan membantu jika anggota kelompok mau menerima instruksi pemimpin. Hal ini membantu memperkuat posisi pemimpin dengan melakukan hal tersebut. Seorang pemimpin tidak boleh egois karena mempengaruhi pengambilan keputusan. Sebagai seorang manajer, Anda tidak bisa bekerja sendiri untuk mengelola suatu organisasi, sehingga perlu adanya kerja sama orang lain  agar organisasi dapat berjalan dengan lancar.
2. Kepemimpinan sebagai kemampuan menggunakan kekuasaan
Untuk  memberikan kesempatan kepada orang lain dalam melakukan suatu usaha, agar bisa mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, manajer harus mempunyai tanggung jawab untuk melihat pribadi seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Jika Anda seorang pemimpin, jangan menyalahgunakan kekuasaan Anda karena merugikan banyak pihak.Â
Dalam mengelola suatu organisasi, Menurut Hasibuan (2007:172), setiap manajer memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan tujuan perusahaan. Ada empat jenis gaya kepemimpinan yang dapat dibedakan, yaitu:
1. Gaya manajemen yang otoriter
Kepemimpinan otoriter ketika kekuasaan atau otoritas, mayoritas absolut masih mengendalikan keputusan dan hanya pemimpin sendiri yang memutuskan kebijakan tersebut. Bawahan tidak diperkenankan ikut serta dalam memberikan saran, gagasan, dan sebagainya. untuk dipertimbangkan pada tahap pengambilan keputusan.
2. Gaya pengelolaan partisipatif