Mohon tunggu...
Rifqi Ulinnuha
Rifqi Ulinnuha Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

pecinta filsafat, teologi, tasawuf, psikologi, moderasi agama-toleransi, lingkungan hidup, kemanusiaan, sosial-budaya, gender dan sastra.🪄

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlin dan Kasih Sayang #1

14 Agustus 2024   18:12 Diperbarui: 14 Agustus 2024   18:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan Ketta membuka matanya menatap ke arah langit-langit ruangan. Ia merasakan tubuhnya berbaring disebuah ranjang empuk. Kini, matanya sudah terbuka sempurna. Ia melihat ke arah kanan dan terlihat seorang laki-laki yang tidak asing baginya. Ia berusaha terus mengingat siapa laki-laki yang ada di sampingnya itu. Sepuluh menit berlalu dan kepalanya tidak berhasil mengingatnya.

Belum juga sempat Ketta bertanya bahwa ia sedang ada di mana, laki-laki itu tersenyum lebar dan berkata "Kamu sedang ada di rumah sakit."

"Kamu... bukannya kamu pekerja di Medios-Apotheke Oranienburger Tor?"

Laki-laki itu menanganggukkan kepalanya "Iya. Aku seorang apoteker dan sekaligus pemilik apotek itu."

Ketta melirikkan matanya ke arah lain, menarik napas dalam-dalam mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum bertanya apa yang terjadi pada dirinya hingga harus masuk ke rumah sakit.

"Ada apa denganku?"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Ketta, justru laki-laki itu memperkenalkan dirinya "Panggil saja, Joe."

"Aku tidak menanyakan namamu siapa,"

"Aku juga tidak memintamu bertanya seperti itu."

Hah? Manusia ini kok aneh sekali. Belum juga satu hari mengenalnya, tapi dia sudah berhasil membuatku kesal. Menyebalkan sekali, kata Ketta dalam hatinya.

"Aku ulangi lagi, kenapa aku bisa di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun