Yang membuat saya merasa malu adalah, kebanyakan dari mereka ternyata memang sudah berniat untuk berada di pulau ini. Bukan seperti saya yang hanya kebetulan terdampar.Â
Namun, mereka semua orang yang baik. Dengan latar belakang yang berbeda-beda membuat kami tidak pernah kehabisan topik. Ada yang dari Padang, Ciamis, Bandung, Jakarta, Semarang, dan Jogja, itu semua adalah wilayah yang jauh dari kota asal saya.Â
Mulai dari agama, cara berbicara, dan hobi, semuanya memiliki ciri masing-masing. Karena merasa nyaman, akhirnya saya putuskan untuk menetap sementara di Pulau Fisip.
Saya berkeliling melihat-lihat isi pulau. Banyak warga lokal juga rupanya. Mereka didominasi oleh warga suku Sunda. Namun bahasa sunda yang mereka gunakan terdengar sedikit halus dibanding bahasa sunda yang ada di kota asal saya.Â
Mereka terlihat sudah terbiasa melihat kami para pengelana dari wilayah lain. Atau mungkin mereka memang selalu menunggu kami para pengelana untuk datang ke pulau ini. Terlihat dari profesi mereka yang rata-rata adalah pedagang dan penyewa sebuat tempat tinggal sementara yang disebut kost. Banyak sekali kost yang disewakan di pulau ini.Â
Semuanya menawarkan harga yang berbeda-beda dengan fasilitas yang sesuai dengan harga juga. Ada yang menawarkan fasilitas kamar mandi di dalam atau luar, fasilitas wifi, dan fasilitas laundry.Â
Tempat kostnya juga memiliki bentuk masing-masing. Ada yang seperti kontrakan, rumah, pondok, bahkan apartemen. Tempat-tempat kost itu juga ada yang khusus untuk putri, putra, dan bahkan ada yang campuran.Â
Beberapa tempat sudah penuh ditempati oleh para pengelana. Kebanyakan para pengelana memilih kost yang memiliki kamar mandi di dalam dengan fasilitas wifi dan yang bentuknya pondok dan bukan yang bercampur.Â
Namun, masih banyak kost yang belum ditempati dengan harga yang masih terjangkau. Mekanisme penyewaan kost disini kebanyakan adalah sewa tahunan dibanding sewa bulanan. Para pemilik kost berujar, mereka memasang sewa tahunan agar mereka bisa segera balik modal.
Selanjutnya saya melihat banyak toko fotokopi dan print, hanya saja toko-toko itu berbeda dari yang ada di kota asal saya. Perbedaannya terlihat pada banyaknya komputer beserta printer yang disediakan.Â
Awalnya saya pikir ini adalah warnet, namun saya tidak menemukan tulisan warnet di toko-toko itu. Setelah mengamati beberapa pengunjung, saya pikir saya tahu maksud dari toko-toko itu menyediakan banyak komputer beserta printer. Mereka menyediakan banyak komputer beserta printernya agar para pengunjung tidak menumpuk.Â