Mohon tunggu...
Rifkyansyah
Rifkyansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Conservatism | Comedy

Menatap horizon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mabuk

5 November 2020   07:51 Diperbarui: 5 November 2020   07:56 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hari ini konsentrasi ya. Ratakan gundukan ini dengan bagian belakang" Mandornya melihat ke arahnya dengan tatapan sangsi lalu kemudian menatap ke tonjolan batu di depannya.

"Baik Pak" 

Bahtar membawa alat penggali dengan berat berton-ton itu bergerak maju menuju targetnya. Dorongan pada tuasnya membuat bucket besi dengan ketebalan 10 cm itu, mulai menggaruk tonjolan batu yang dimaksud mandornya. Perlahan-lahan.

Si mandor melompat ke atas ke dekat kemudi.  Dia memperhatikan Bahtar menggerakan tuas di kiri kanan dengan lincah.

Mandor membuka suara

"Cepat istirahatlah malam ini. Jangan dulu melakukan apa-apa"

"Bos, apa dia bagus dalam kerja?"

"Yang benar saja. Dia lagi?"

"Kamu lebih bagus. Dia hanya eskavator kecil saja"

"Tapi dia bisa kerja kan Pak?"

"Bisa sih. Dulu. Tapi belakangan saat dia mulai ketagihan mabuk dia sering bikin pusing penyewa.  Terakhir kali ada warga sekitar yang minta dia untuk menggali. Mau buat selokan rencananya. Di awal bagus. Tapi kemudian dia menggali terlalu dalam. Malah jadi seperti sumur"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun