Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inspirasi Sehat: Usia Kepala Lima, Turun 22 Kg dalam Enam Bulan

27 Juli 2020   08:22 Diperbarui: 27 Juli 2020   08:29 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa, saya ini termasuk orang yang selalu senang melihat keberhasilan seseorang. Ikutan bahagia jika seseorang mendapatkan meraih impian yang sama sekali dia duga. Apalagi kesuksesannya itu sanat inspiratif. Termasuk dalam hal ini keberhasilan transformasi diri.

Dulu sempat saya menuliskan keberhasilan ponakan sendiri, yang bertransformasi dari pelajar bertubuh besar dan minderan, menjadi cowok ganteng bertubuh ideal yang menjadi percaya diri. Sila lihat di sini.

Pengalaman transformasi insiratif yang mirip pun ternyata bisa terjadi pada orang berumur di atas 50. Dan itu terjadi pada sahabat saya, Tabitha Yana Ortiz. Perempuan Sunda yang sudah lama menetap di Amerika dan bersuamikan orang Puerto Rico itu menceritakan perjalanan transformasinya kepada penulis yang juga rekan sealmamater di SMP di Bandung.

Titik balik

Seseorang yang menjalani transformasi diri tentunya memiliki latar belakang alasan sendiri-sendiri. Tentu ada alasan. Tidak mungkin tidak. Bisa jadi alasannya berupa sering dibully waktu gendut. Atau alasan ingin menjadi seorang yang berpenampilan keren. Tapi, kesehatan sepertinya adalah alasan utama bagi orang berusia di atas 50 tahun. Termasuk bagi Yana -- begitu saya akrab memanggilnya.

Kejadian bermula sepulang Yana dari mudik ke Bandung, Juli 2019. Tahun lalu. Seperti biasa dia lakukan jika pulang mudik, atau bepergian untuk jangka waktu lama dan jarak sangat jauh, sesampainya di Georgia, kampungnya di Amrik, dia langsung melakukan general check up. Dan ketahuan lah bahwa gula darah dia sudah mencapai 265. Tentulah ini cukup mengagetkan. Dan dia merasakan bahwa bisa jadi gula darah itu dikarenakan badan dia yang subur saat itu. Betul saja, bisa dikatakan dokter memberikan ultimatum:  olahraga atau injeksi insulin.

Yana hanya bisa membayangkan jika suatu saat dia harus injeksi insulin tiap hari. Ya kebayang saja, karena dia bisa dibilang takut jarum suntik. Akhirnya Yana memilih untuk melakukan langkah yang bisa dikatakan merubah hidupnya. Olahraga.

Proses perubahan sisi 1: olahraga

Opsi ini dipilih tentunya karena mudah dilakukan dan tidak perlu biaya besar. Tentu saja dipilih karena menghindari jarum suntik, bukan? Dan inilah yang Yana lakukan.

Awalnya dia biasakan dulu untuk olahraga jalan kaki. Ringan saja dulu, agar badannya tidak  kaget. Tapi dia lakukan teratur, sampai dengan konsisten. Kadang jalan kaki itu diiringi jogging atau lari-lari kecil. Dan itu dilakukan sampai menyentuh 5-6 kilometer. Agar seru, dia menjalani olah raga sederhana ini bersama suaminya yang juga bertubuh subur.

 Setelah dirasa cukup nyaman dan konsisten, Yana menambah kegiatan olahraganya dengan kelas Zumba. Tiga hari seminggu. Seperti diketahui, kelas zumba adalah kelas aerobik yang sangat gampang mengeluarkan keringat. Dan tentunya dipilih karena selain menjadi sarana cepat menurunkan berat badan, juga olahraga ini fun, seru dan riang. Jadinya menyenangkan untuk dilakukan. Yana juga menyertainya dengan aqua zumba, zumba di kolam renang, tiap hari Sabtu.

Selain itu, terkadang Yana melakukan olahraga seru lainnya macam tenis atau badminton, jika ada temannya. Tapi yang pasti, dia melakukan semuanya sendiri atau dengan pilihan sendiri, dan tidak didampingi pelatih atau personal trainer. "Halah, biaya PT di sini mah mahal".

Proses perubahan sisi-2: diet

Kadang melakukan olahraga bagi seseorang yang ingin melakukan perubahan itu mudah. Karena bagi mereka ada yang lebih sulit: mengatur pola makan atau umum disebut diet. Pola makan yang jelek adalah sumber utama penyakit. Begitu jamak kita dengar. Tetapi meskipun jamak didengar, kita terkadang abai ya. Ya itu tadi, karena ini menyangkut makan. Menyangkut kebiasaan.

"Apalagi di sini Kang. DI Amrik sini makanannya bahaya:porsi makanan nya besar-besar", begitu seloroh dia. Iya sih, dan bisa jadi itu juga penyumbang terbesar populasi obesitas.

Lalu apa yang Yana lakukan?

Sepertinya tidak ada yang berbeda dengan berbagai nasihat untuk turun badan yang selama ini informasinya beredar: makan makanan sehat, kurangi karbohidrat, banyak makan sayuran dan ikan. Untuk makan malam Yana sekarang menjadi terbiasa dengan makan salad sayuran dan buah-buahan. Sederhana kan.

Mungkin tanpa sebuah kejadian, orang akan susah melakukan perubahan | Foto: dok Yana
Mungkin tanpa sebuah kejadian, orang akan susah melakukan perubahan | Foto: dok Yana

Proses perubahan sisi-3 dan terpenting: KONSISTEN

Kedua hal di atas sebenarnya bukan hal yang baru, kan? Informasi yang sama bisa kita dapatkan baik itu dari media maupun dari nasehat profesional. Tapi hal yang terpenting -- yang juga sesungguhnya wajar dan sudah kita ketahui: konsistensi. 

Ya, konsisten dalam menjalankan program-program ini. Program olahraga dan pola makan. Banyak kegagalan terjadi karena umumnya mereka serius menjalani di awal saja. Dan ketika rasa bosan menguasai, maka intensitas latihan menurun dan pola makan kembali ke semula.

Dan tentu saja, konsistensi itu diakui Yana sangat sulit dilakukan. "It was not easy at all". Amat sangat tidak mudah. "But finally I used to it". Tapi akhirnya dia merasakan hal yang berat tersebut menjadi hal yang biasa. Menjadi terbiasa. Alah bisa karena biasa, mungkin begitu peribahasa yang tepatnya.

Hal kedua yang menurut dia besar pengaruhnya dalam mempertahankan kesungguhan untuk berubah adalah karena dia seringnya melakukan segala aktivitas perubahan itu bersama suaminya. Lakukan perubahan bersama orang terdekat, tersayang. Jalan dan jogging bersama. Juga makan-makanan sehat yang dimasak sendiri pun secara bersama.

Dan yang terakhir, spesifik buat Yana, adalah karena konsistensi karena sebuah ketakutan.

"Konsisten kumargi sadar diri alim suntik insulin" (Konsiten ya karena saya sadar dia tidak mau disuntik insulin).

Terakhir mungkin Yana pun harus menunjukkan diri sebagai teladan, mengingat dia adalah pegawai di Departemen Pendidikan Kebudayaan di Negara Bagian Georgia sebagai School Nutrition Assistant.

Dalam bahasa Yana, semua hal itu akan sangat tergantung dengan satu hal saja. "NIAT. Be unshakable. That's it!!!"

Konsisten, lakukan perubahan bersama orang terdekat dan tersayang | Foto: dokpri Yana
Konsisten, lakukan perubahan bersama orang terdekat dan tersayang | Foto: dokpri Yana

Dan transformasi itu.....

Sebagai hasilnya, saat ini Yana sudah berhasil menurunkan berat badannya dari 72 kg menjadi 50 kg. Kalau dalam bentuk pakaian, Yana berhasil menurunkan ukuran bajunya dari ukuran L menjadi Extra Small.

"Sudah ada baju-baju sebanyak 14 kantong plastik ukuran plastik 15 galon lo Kang yang terpaksa harus dihibahkan. Soalnya semua sudah longar. Galombrang".

Selain itu, orang sekitarnya melihat dia lebih muda.

"Pernah ada yang keukeuh bilang Kang, 'I am sure you are 34 years old!'. Geer banget saya. Lah, anak sulung saya aja udah 31 tahun. Senengnya dapat diskon usia jauh lebih muda".

Tapi sejatinya, hasil utamanya adalah "Feel much healthier and lighther. Langsing mah bonus".

Ya hasil utamanya adalah KESEHATAN.

"I deserved been work so hard become healthy. Banyak yang tidak sadar bahwa sehat itu amat mahal", begitu kata dia.

Kebahagiaan apalagi jika keberhasilan utama yang dia raih juga dirasakan pasangan hidupnya. "Si Akang juga sudah turun 30 lbs so far"

Menutup pembicaraan, Yana mengucapkan satu kalimat penting.

"Reach you goal,cause only sky is the limittt"

Kawan. Berolahragalah dari sekarang untuk kesehatan. Janganlah menunggu kesehatan menurun yang memaksa kita berolahraga. Jangan sampai terlambat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun