Selain itu, terkadang Yana melakukan olahraga seru lainnya macam tenis atau badminton, jika ada temannya. Tapi yang pasti, dia melakukan semuanya sendiri atau dengan pilihan sendiri, dan tidak didampingi pelatih atau personal trainer. "Halah, biaya PT di sini mah mahal".
Proses perubahan sisi-2: diet
Kadang melakukan olahraga bagi seseorang yang ingin melakukan perubahan itu mudah. Karena bagi mereka ada yang lebih sulit: mengatur pola makan atau umum disebut diet. Pola makan yang jelek adalah sumber utama penyakit. Begitu jamak kita dengar. Tetapi meskipun jamak didengar, kita terkadang abai ya. Ya itu tadi, karena ini menyangkut makan. Menyangkut kebiasaan.
"Apalagi di sini Kang. DI Amrik sini makanannya bahaya:porsi makanan nya besar-besar", begitu seloroh dia. Iya sih, dan bisa jadi itu juga penyumbang terbesar populasi obesitas.
Lalu apa yang Yana lakukan?
Sepertinya tidak ada yang berbeda dengan berbagai nasihat untuk turun badan yang selama ini informasinya beredar: makan makanan sehat, kurangi karbohidrat, banyak makan sayuran dan ikan. Untuk makan malam Yana sekarang menjadi terbiasa dengan makan salad sayuran dan buah-buahan. Sederhana kan.
Proses perubahan sisi-3 dan terpenting: KONSISTEN
Kedua hal di atas sebenarnya bukan hal yang baru, kan? Informasi yang sama bisa kita dapatkan baik itu dari media maupun dari nasehat profesional. Tapi hal yang terpenting -- yang juga sesungguhnya wajar dan sudah kita ketahui: konsistensi.Â
Ya, konsisten dalam menjalankan program-program ini. Program olahraga dan pola makan. Banyak kegagalan terjadi karena umumnya mereka serius menjalani di awal saja. Dan ketika rasa bosan menguasai, maka intensitas latihan menurun dan pola makan kembali ke semula.
Dan tentu saja, konsistensi itu diakui Yana sangat sulit dilakukan. "It was not easy at all". Amat sangat tidak mudah. "But finally I used to it". Tapi akhirnya dia merasakan hal yang berat tersebut menjadi hal yang biasa. Menjadi terbiasa. Alah bisa karena biasa, mungkin begitu peribahasa yang tepatnya.