Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teman Lama

22 Maret 2019   14:51 Diperbarui: 22 Maret 2019   15:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tumben kehidupanmu menjadi susah begini. Dulu kau selalu kelihatan mewah."

"Perusahaan tempatku bekerja ambruk. Jadi, mau bilang apalagi. Mencari pekerjaan sulit. Lowongan pekerjaan yang ada selalu membatasi umur pelamar."

"Pengalamanmu kan sudah bejibun!"

"Ya, tapi inilah kenyataan yang kuterima. Pasrah saja!"

Supio memarkirkan mobil di sebuah restoran. Dia mengajakku sarapan, yang boleh dibilang bukan sarapan. Apa yang dia pesan makanan berat-berat semua. Nasi, bebek goreng, ikan asam manis, kangkung tumis dan sate lidah. Kebetulan aku baru sarapan pisang goreng di rumah, dan melihat apa yang terhidang di meja, bagiku adalah rejeki durian runtuh.

"Kau sukses sekarang, ya? Kerja di mana?" tanyaku saat mobil kembali berjalan di antara kendaraan yang saling merapat.

"Adalah! Aku memiliki perusahaan yang memiliki cabang di beberapa kota. Aku berencana mau buka salah satu cabang di sini. Nah, kebetulan bertemu kau. Mungkin kalau berminat, jadilah kepala cabang saja di kota ini."

"Maksudmu aku?"

Supio tertawa. "Ya, siapa lagi?"

* * *

Aku pulang ke rumah dengan wajah sumringah. Meskipun berulangkali menolak, akhirnya segumpal uang Supio berpindah juga ke tanganku. Supio tak enak hati telah memakan waktu kerjaku hari ini. Itu artinya penghasilanku berkurang. Dengan uang pemberiannya, jadilah mengasapi dapur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun