Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kiplik

20 Maret 2019   16:29 Diperbarui: 20 Maret 2019   16:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa dengan Mak?"Kuguncang bahu lelaki itu.

"Mak sakit rindu kepadamu."Dia tertawa.Aku memukul pelan bahunya.

* * *

Kurasakan deru angin menembus pori-poriku.Kuhela napas dengan lapang.Sekarang aku bukanlah Kiplik yang tenggelam berhari-hari di keriuhan Palembang.Bukan pula terdayu-dayu angin pantai Sungsang.Tapi aku telah menjadi kernet truk Kak Hasyim, yang mengambil bahan pokok dari Palembang menuju Sungsang, sebaliknya membawa ikan dan segala yang berhubungan dengan laut dan pantai dari Sungsang menuju Palembang.

"Kiplik!"

Aku menoleh. Kak Hasyim mengangsurkan nasi bungkus berbau harum.

---sekian---

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun