"Kenapa dengan Mak?"Kuguncang bahu lelaki itu.
"Mak sakit rindu kepadamu."Dia tertawa.Aku memukul pelan bahunya.
* * *
Kurasakan deru angin menembus pori-poriku.Kuhela napas dengan lapang.Sekarang aku bukanlah Kiplik yang tenggelam berhari-hari di keriuhan Palembang.Bukan pula terdayu-dayu angin pantai Sungsang.Tapi aku telah menjadi kernet truk Kak Hasyim, yang mengambil bahan pokok dari Palembang menuju Sungsang, sebaliknya membawa ikan dan segala yang berhubungan dengan laut dan pantai dari Sungsang menuju Palembang.
"Kiplik!"
Aku menoleh. Kak Hasyim mengangsurkan nasi bungkus berbau harum.
---sekian---
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H