Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beringin Ayah

18 Maret 2019   16:12 Diperbarui: 18 Maret 2019   16:31 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun lebih perumahan utuh dihuni. Empat pintu rumah toko dan empat pintu rumah kantor, pun mentereng di atas bekas pohon-pohon beringin itu hidup. Iqbal berencana membuat kolam renang dan arena oleh raga tak jauh dari perumahan itu. Dia sibuk mengurusi pencairan dana kredit di sebuah bank di kota. Hingga suatu berita menariknya pulang lebih awal ke kampung---maksudku ke kota kecil ini. Pemilik rumah toko dan rumah kantor protes. Dinding bangunan yang mereka tempati, beberapa bagian retak. 

Iqbal heran, bagaimana mungkin bangunan itu bisa retak sementara pekerjaan yang dilakukan memang sesuai spesifikasi. Tak ada yang melenceng. Tak ada tipu-tipu. Pengawas, aku dan Iqbal pun memeriksa retakan-retakan di dinding bangunan berlantai tiga itu.  Dan kami menemukan sesuatu.

"Apa ini?" Iqbal heran..

"Seperti tunas pohon beringin," kataku entah kepada siapa.

"Benar! Ini tunas pohon beringin. Tumbuhan inilah yang membuat dinding bangunan retak. Aneh sekali!" Pengawas menimpali.

Aku dan Iqbal saling menatap. Kami mungkin sama-sama mengingat ayah yang makin sehat dan kokoh. 

"Ayah?" gumamku.

"Pohon beringin?" Iqbal membelalak.

----sekian----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun