Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sarung Tangan Ompung Lipah

15 Februari 2019   10:44 Diperbarui: 15 Februari 2019   11:22 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari berselang, dan kami memulai rutinitas sehari-hari di rumah, Ompung datang mendekati dan menggenggam jemariku. Katanya, "Hayati bilang kau ada hadiah untuk Ompung." Jantungku berdegup kencang. Bola mataku basah. "Apa itu, Mariam?"

Aku bungkam.

"Kenapa diam?"

"Aku takut Ompung gundah."

"Tak mungkin, Mariam. Berikanlah hadiah terbaikmu untuk Ompung.!"

Aku beringsut ke kamar. Sepasang sarung tangan kuambil dari bawah bantal, lalu memberikannya kepada Ompung dengan kepala terkulai.

"Wah, sepasang sarung tangan? Aduh.... Paompu tersayang!" Dia memelukku.

"Tapi, Ompung."

"Ompung tahu kau sungkan memberikan sarung tangan ini karena jari-jemari Ompung tak lengkap, kan? Hah, tak apalah itu. Jemari tangan kiri Ompung memang tak lagi ngilu sebab telah ludes dibabat batang karet. Tapi jemari tangan kananku kan masih utuh dan butuh kehangatan." Matanya berbinar. "Terima kasih Mariam atas segala usahamu ini!"

Jingga jatuh di halaman depan rumah. Sebentar lagi maghrib. Kususut air mata sambil mendengar Ompung memuji-muji hasil karyaku.

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun