Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sibaso

3 Februari 2019   09:13 Diperbarui: 3 Februari 2019   09:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa? Mau mempersoalkan Makmunah? Ambillah perempuan itu! Lamarlah kalau kau mampu!" 

Murad berjongkok di depan Jalimbat. Senyum bukanlah pelet terbaik merayu lelaki yang keras kepala itu. Perlahan Murad mengeluarkan sebungkus rokok pemberian Kurnen dari balik bajunya. 

Rokok adalah pelet mutakhir dan termanjur. Apalagi dengan merk luar negeri begitu. Mata Jalimbat membola. Seperti ular menangkap mangsa, dia cepat mengambil rokok yang diangsurkan Murad.

"Apa tujuanmu ke mari?" Asap rokok kemudian mengepul. Rongga dada lelaki tua itu seolah dipenuhi asap luar negeri yang lebih halus dan modern.

"Aku ingin ikut berburu babi dengan Bapak." Singkat jawaban Murad. Rokok di mulut lelaki itu terpelanting. Dia sangat terkejut mendengar niat Murad.

"Kau kan muslim!"


"Lho, apa masalahnya, Pak Jalimbat?"

"Aku kristiani. Jadi tidak masalah bagiku memburu babi dan memegangnya."

Murad tertawa pelan. "Bagiku juga tidak masalah, Pak. Aku hanya ikut Bapak berburu. Bapak yang menembak babi, aku hanya melihat. Memegang pun tidak. Aku hanya...."

"Hanya apa?"

"Ingin memiliki kalung babi!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun