"Nah, minum dulu teh panas ini biar badanmu segar. Itulah akibatnya kalau melawan perintah Mak. Untung saja kau tak mati!" Masih seperti biasa, Mak tak bisa mengerem mulutnya kalau sedang marah.
"Leha, tak baik bicara begitu. Syukur anakmu bisa selamat," nasihat Pak Lubai, imam masjid dan tetangga sebelah rumah kami.
Mak terdiam malu-malu. Dia tak lagi merepet. Satu per satu orang yang menungguiku pun pulang.
---sekian---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H