Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Pernah Menangis Ketika Kenangan Meninggalkanmu

1 Mei 2017   19:54 Diperbarui: 1 Mei 2017   21:26 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Rumah Bapak Hanafiah,” jawabku.

Dia mengernyit. “Pak Hanafiah?” Wajahnya berubah cerah. Demikian pula aku. “Oya, dia pemilik rumah yang dulu, sebelum rumah itu direnovasi dan dibangun permanen seperti sekarang.”

“Iya, Pak! Ke mana dia sekarang?”

“Entah! Cuma aku pernah juga mendengar cerita bahwa seluruh penghuni pertama kampung ini hengkang entah ke mana. Dulu kabarnya tempat ini dibeli sebuah perusahaan perkebunan. Katanya mau dijadikan kebun karet. Sayang, tak jadi. Sekarang sudah dijadikan perumahan oleh pendatang.”

“Jadi?” Tubuhku lemas. Aku lunglai di depan lelaki itu. Lelaki itu permisi masuk. Pintu ditutup. Dibanting!

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun