Mohon tunggu...
Rifan Bilaldi
Rifan Bilaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI. Pendidikan adalah gerbang harapan dan bahasa adalah kunci pendidikan. Kita harus menjunjung tinggi pendidikan, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia

Yuk! Tingkatkan kualitas pendidikan dan mengenal serta belajar bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jangan Salah Membedakan 8 Tanda Baca Berikut Ini!

25 September 2020   13:22 Diperbarui: 25 September 2020   13:42 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanda baca itu seperti rambu-rambu di jalan. Apabila kita melakukan dan mengikuti aturannya dengan baik. Maka, kita terhindar dari pelanggaran, bahkan terhindar dari risiko kecelakaan saat berkendara.

Jadi, sebagaimana kaitan di atas, bahwa apabila kita menulis mengikuti aturan kaidah penulisan tanda baca dengan baik. Maka, tulisan kita terhindar dari kesalahan dalam penulisan.

Tanda baca ini sesuatu yang kecil, tetapi sangat fatal apabila terlupakan, tertinggal, atau bahkan tidak menggunakannya. Karena akan berdampak pada makna dan maksud yang berbeda.

Tanda baca berdasarkan kaidah PUEBI, terdapat 15 tanda baca yang dapat digunakan dalam ragam tulis. Kalau digunakan pada ragam lisan, tanda baca berguna sebagai intonasi pada saat bertutur.

Berikut adalah 15 tanda baca yang berdasarkan kaidah PUEBI.

  1. Tanda titik (.)
  2. Tanda koma (,)
  3. Tanda titik koma (;)
  4. Tanda titik dua (:)
  5. Tanda hubung (-)
  6. Tanda pisah (--)
  7. Tanda tanya (?)
  8. Tanda seru (!)
  9. Tanda elipsis (...)
  10. Tanda petik ("...")
  11. Tanda petik tunggal ('...')
  12. Tanda kurung ((...))
  13. Tanda kurung siku ([...])
  14. Tanda garis miring (/)
  15. Tanda apostrof (')

Dari 15 tanda baca yang sesuai kaidah PUEBI di atas, terdapat 8 tanda baca yang memiliki tanda hampir mirip dan serupa. Seperti tanda titik koma (;) dengan tanda titik dua (:), tanda hubung (-) dengan tanda pisah (--), tanda petik ("...") dengan tanda petik tunggal ('...'), dan tanda kurung ((...)) dengan tanda kurung siku ([...]).

Pada kedelapan tanda yang memiliki keserupaan tersebut. Kita kerap kali keliru dalam menggunakannya. Alasan pertama yang sering terjadi pada kesalahan pemakaian 8 tanda baca tersebut, karena ketidaktahuan terhadap kegunaannya. Kedua, karena bingung membedakan tanda-tanda yang memiliki keserupan dan hampir mirip tersebut.

Oleh karena itu, seringlah terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam penggunaan 8 tanda baca tersebut. Maka dari itu, kita akan ketahui sama-sama kegunaan dan perbedaannya, agar tidak lagi bingung ataupun keliru dalam menggunakannya.

Pertama, tanda titik koma (;) dengan tanda titik dua (:)

Kedua tanda tersebut sangatlah sering digunakan, tetapi masih banyak kesalahan yang masih ditemukan. Berikut ini adalah kegunaan dari masing-masing kedua tanda tersebut.

A. Tanda titik koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.

Contohnya,

a. Ayah bekerja dari rumah; Ibu memasak di dapur; adik belajar dari rumah.

b. Matahari sudah meninggi; ayam masih berkokok.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Contohnya,

Manfaat dari membaca adalah.

a. Mendapatkan ilmu pengetahuan;

b. Menambah wawasan;

c. Melatih kemampuan berpikir; dan

d. Meningkatkan literasi.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Contohnya,

a. Nenekku membeli sayur bayam, wortel, dan jagung; apel, jeruk, dan pisang; kerudung, daster, dan celana.

b. Daftar pengeluaran bulan Agustus meliputi.

- Kertas hvs, spidol, buku, dan pulpen;

- Baju, celana, topi, dan sandal; dan

- Ganti oli, servis sepeda motor, dan isi bensin.

B. Tanda titik dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

Contoh.

Aku butuh alat peralatan kantor: spidol, tinta spidol, pulpen, pensil, dan kertas hvs.

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh.

Kita membutuhkan makan, minum, dan tidur.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh.

Pengurus kelas 4A.

Ketua kelas: Abdul

Bendahara: Badrul

Sekretaris: Bedul.

4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Amir: "Aku tidak melakukan itu!"

Amar: "Kalau kautidak melakukannya, kenapa kautakut?"

5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

Lavender, VII, No. 1/2001: 1
Surah Yasin: 5-10
Yesaya: 1-5
Ragam bahasa lisan pada masyarakat betawi: kajian sosiolinguistik.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Kedua, tanda hubung (-) dengan tanda pisah (--)

Penggunaan tanda hubung, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, tetapi kita pun keliru dengan tanda yang menyerupainya, yaitu tanda pisah. Berikut ini adalah pembedaan kedua tanda tersebut dan kegunaannya.

A. Tanda hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.

Pada pukul 12 siang, kegiatan belajar meng-

ajar dari rumah telah usai.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

a. Makan-makan.

b. Pelan-pelan.

c. Hati-hati.

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

25-09-2020
K-o-m-p-a-s-i-a-n-a

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Ber-transformasi.
Men-ciptakan.
Dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000).
(dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima).
Mesin hitung-tangan.

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai.

a. Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat)
b. Ke- dengan angka (peringkat ke-2)
c. Angka dengan --an (tahun 1950-an)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.

di-dahar (bahasa sunda, 'dimakan')
ber-pariban (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')
di-back up

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

-wan sebagai bentuk kata ilmuwan, olahragawa, dan cedikiawan.

B. Tanda pisah (--)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Kemerdekaan bangsa itu--saya yakin akan tercapai--
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.

Soekarno-Hatta--Proklamator Kemerdekaan RI--diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Tahun 2017---2021 (tahun 2010 sampai dengan 2021)
Tanggal 1---20 September 2020 (tanggal 1 sampai dengan 20 September 2020)
Jakarta---Bali (Jakarta sampai ke Bali)

Ketiga, tanda petik ("...") dengan tanda petik tunggal ('...')

A. Tanda petik ("...")

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

"Kerjakan soal ini sekarang!" perintah guruku. "Besok dikumpulkan."

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Marilah kita menyanyikan lagu "Indonesia Raya"!

Bacalah buku "Pembelajaran Bahasa Indonesia"!

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Dilarang "menyuap" petugas!

B. Tanda petik tunggal ('...')

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

Seperti, Tanyakan kepada dia, “Apakah dia semalam mendengar bunyi ‘nyit-nyit’?”

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.

Tergugat ‘yang digugat

Policy ‘kebijakan’

Wisdom ‘kebijaksanaan’

Money politics ‘politik uang’

Keempat, tanda kurung ((...)) dengan tanda kurung siku ([...])

Pasti di antara kalian tidak asing lagi dengan kedua tanda ini.  Mungkin kalian sering menggunakannya, tetapi hanya sebagian yang mengetahui perbedaan keduanya. Sehingga masih banyak kekeliruan yang ditemukan, atau terbalik dalam menggunakan tanda tersebut. Berikut perbedaan dan penjelasannya.

A. Tanda kurung ((...))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

Penjelasan (lihat glosarium b) menunjukkan keadaan tentang cuaca

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Pesepak bola Liverpool itu berasal dari (Kota) London.

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

Kumpulkan tugas-tugas dengan syarat berikut ini.

(1) Kerjakan dikertas hvs;

(2) Kerjakan ditulis tangan; dan

(3) Tugas difoto, dijadikan pdf.

B. Tanda kurung siku ([...])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai
[dengan] kaidah bahasa Indonesia.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini.

Ya, itulah 8 tanda baca yang terkadang suka membuat kita keliru dalam menggunakannya. Dengan adanya perbedaan dan penjelasan ini, jangan sampai salah dalam membedakan dan menggunakannya.

Semoga bermanfaat.

Semoga dapat meminimalisasi kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan.

Belajar bahasa Indonesia itu mudah.

(Dikembangkan berdasarkan sumber PUEBI.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun