Mohon tunggu...
Riezki sejati
Riezki sejati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kepoin aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Pondok Pesantren

3 Juni 2020   19:52 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:48 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PENGARUH PONDOK PESANTREN SUNAN PANDANARAN 

Segala hal yang berlaku di alam ini senantiasa berjalan sesuai dengan pakem yang berlaku sehingga segala hal yang berkaitan dengan pesantren pun mengalami berbagai perubahan yang cukup signifikan. Kemajuan zaman yang menuntut adanya perubahan di segala bidang juga mendorong adanya perubahan di kalangan dunia pesantren, termasuk elemen-elemen yang terdapat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan konsep kepesantrenan yang dianut oleh kalangan pesantren yaitu prinsip "Berpegang teguh pada aturan-aturan lama yang masih baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."[23] 

 Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan, pengaruh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memiliki pengaruh diberbagai bidang, seperti perekonomian, sosial, keagamaan, dan kebudayaan.

 Wawancara yang pertama dilakukan yaitu di tempat laundry AZ milik ibu Ana. Beliau berbincang banyak mengenai perubahan apa yang telah terjadi di sekitar Pondok Pesantren Sunan Pandanaran. Menurut beliau perubahan yang banyak terjadi yaitu di sektor perekonomian. Laundry AZ milik ibu Ana telah dibuka dari beberapa tahun yang lalu, berkat adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memberikan peluang bisnis baginya. Banyak santri maupun santriwati yang tidak sempat mencuci dan menyetrika sendiri pakaiannya, mereka pun menyerahkan pakaian kotor kepada ibu Ana untuk dilaundry. 

Seperti saat musim penghujan seperti ini, dikarenakan  tidak adanya panas matahari para santri maupun santriwati banyak yang melaundry. Antara santri dengan santriwati yang lebih sering melaundry yaitu santriwan, dikarenakan santri putra lebih mudah untuk keluar pondok, juga tidak ada jasa laundry yang mengambil di dalam pondok. Sedangkan santri putri untuk urusan keluar pondok tidak semudah santri putra, di dalam pondok putri komplek tiga juga ada jasa pengambilan baju laundry.[24]

Wawancara yang kedua dilakukan yaitu di toko kelontong milik ibu Utin. Beliau menuturkan bahwa santri putra banyak yang memenuhi keperluannya di toko kelontong miliknya. Setiap hari pasti ada santri putra yang datang untuk membeli keperluannya, seperti berbelanja makanan ringan, sayuran, alat mandi, dan keperluan pribadi lainnya. Berkat adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran perekonomian beliau terbantu, awal mulanya perekonomian beliau tidak seperti sekarang ini. Beliau juga menuturkan, mungkin karena berkah dari Mbah Mufid juga perekonomian menjadi lancar seperti sekarang ini.[25]

 Wawancara yang ketiga dilakukan di kediaman bapak Warsono. Berbeda dengan ibu Ana dan ibu Utin, bapak Warsono menuturkan bahwa perubahan yang ketara yaitu dari sektor sosial dan keagamaan. Menurut beliau adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran membawa perubahan yang sangat drastis. Dari awalnya lahan yang sangat jarang pemukiman, sekarang ini telah ramai dengan rumah-rumah warga, toko-toko sembako, tempat laundry, dan tempat makan modern di sekitarnya. 

Dari segi keagamaan beliau menuturkan bahwa berkat adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran masyarakat banyak yang lebih rajin beribadah ketimbang sebelum adanya PPSPA. Anak-anak juga banyak yang rajin mengaji, diniyah, serta mengikuti kegiatan keagamaan lainnya. Mahasiswa STAISPA juga banyak yang membantu untuk mengajari mengaji di TPA sekitar pondok. Hal tersebut sangatlah bernilai positif bagi mahasiswa maupun warga sekitar pondok.[26] 

Selanjutnya adalah wawancara dengan saudara Zaenal, seorang mahasiswa STAISPA sekaligus lulusan dari MASPA. Dia seorang santri mandiri di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, bertugas sebagai penjaga kasir di SMESCO. Dia berpendapat bahwa adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran berpengaruh besar pada perekonomian masyarakat. Daerah yang dulunya sepi sekarang ramai dengan gedung-gedung menjulang dan rumah mewah. Masyarakat sekitar banyak yang memanfaatkan peluang perekonomian, seperti membuka warung makan, toko kelontong, dan tempat lainnya untuk memenuhi keperluan santri.[27] 

 Yang terakhir adalah wawancara dengan saudara Ahmad, sama seperti Zaenal, dia juga mahasiswa STAISPA dan seorang santri mandiri pula. Dia berpendapat bahwa adanya Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang didirikan oleh Mbah Mufid memilik pengaruh besar terhadap kebudayaan masyarakat. Seperti mujahadah, Kamis Wage, dan khataman. Banyak warga sekitar yang ikut serta dalam mujahadah setiap minggunya. Setiap hari Kamis Wage, masyarakat serentak mengadakan do'a bersama dan mujahadah di komplek dua maupun makam Mbah Mufid.[28] 

 KESIMPULAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun