Mohon tunggu...
Riendita R P
Riendita R P Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Mahasiswa S2 Akuntansi Mercu Buana NIM 55522110024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Pajak

14 Juni 2024   15:45 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 - Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan dan pelaporan pajak untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

 Contoh Kasus

- Kebijaksanaan: Auditor menggunakan kebijaksanaan dalam memutuskan apakah suatu kesalahan adalah hasil dari kesengajaan atau ketidaktahuan.

- Kejujuran: Auditor melaporkan temuan audit secara jujur, tanpa dipengaruhi oleh tekanan eksternal.

- Tanggung Jawab Sosial: Reformasi perpajakan yang mempertimbangkan dampak sosial terhadap kelompok rentan dalam masyarakat.

Model Audit Pendekatan Dialektika Hanacaraka

Dokpri
Dokpri

 

Model Dialektika Hegelian dan nilai-nilai budaya Jawa, termasuk Hanacaraka, dapat menawarkan pendekatan yang holistik dan kritis dalam melakukan audit perpajakan. Kedua pendekatan ini, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, sama-sama menekankan pentingnya proses perubahan dan pemahaman mendalam terhadap masalah yang dihadapi. Melalui penggabungan Dialektika Hegelian yang bersifat analitis dengan prinsip-prinsip etika dan kebijaksanaan dari Hanacaraka, kita dapat mengembangkan model audit perpajakan yang lebih efektif, adil, dan beretika.

 

Hanacaraka dalam Auditing Perpajakan

 Hanacaraka adalah aksara tradisional Jawa yang mengandung nilai-nilai budaya dan filosofi yang mendalam. Nilai-nilai ini, seperti kebijaksanaan, kebenaran, kejujuran, dan tanggung jawab sosial, dapat memberikan landasan etis bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Dalam konteks auditing perpajakan, nilai-nilai ini dapat diterapkan untuk memastikan bahwa audit dilakukan dengan integritas dan mempertimbangkan dampak sosial dari temuan dan rekomendasi yang dihasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun