Mohon tunggu...
Riendita R P
Riendita R P Mohon Tunggu... Lainnya - Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Mahasiswa S2 Akuntansi Mercu Buana NIM 55522110024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Pajak

14 Juni 2024   15:45 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 7. Penutup dan Tindak Lanjut

 Setelah semua tahapan di atas selesai dan jika tidak ada sengketa yang berlanjut, proses pemeriksaan ditutup. Wajib pajak harus menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan dalam laporan pemeriksaan, seperti melakukan pembayaran tambahan pajak atau memperbaiki laporan pajak yang sebelumnya dilaporkan. Petugas pajak akan memantau tindak lanjut ini untuk memastikan bahwa wajib pajak telah mematuhi semua rekomendasi yang diberikan.

 Proses pemeriksaan pajak memerlukan ketelitian dan kepatuhan baik dari pihak petugas pajak maupun wajib pajak. Tujuan utamanya adalah memastikan kepatuhan perpajakan dan mendorong wajib pajak untuk melaporkan pajaknya secara benar dan jujur. Dengan demikian, proses ini tidak hanya penting bagi pendapatan negara tetapi juga bagi keadilan dan kepatuhan perpajakan secara keseluruhan.

Adakah kaitannya Trans substansi Dialektika Hegelian dengan audit perpajakan?


Konsep Trans substansi dalam Dialektika Hegelian membawa kita ke pemahaman tentang bagaimana sesuatu bisa berubah menjadi bentuk atau substansi lain. Dialektika Hegelian adalah kerangka pemikiran filosofis yang menyoroti bagaimana perubahan terjadi melalui pertentangan antara tesis dan antitesis, yang pada akhirnya menghasilkan sintesis baru.

 Ketika kita menerapkan konsep ini ke dalam konteks audit perpajakan, kita dapat melihat bagaimana substansi dari informasi yang diaudit dapat berubah selama proses audit berlangsung. Awalnya, ada informasi yang disajikan oleh entitas yang diaudit, yang mungkin merupakan "tesis" dalam kerangka Hegelian. Ini adalah representasi dari bagaimana entitas tersebut melaporkan informasi keuangan dan pajak mereka.

 Kemudian, ada pihak auditor yang membawa sudut pandang alternatif atau "antitesis" terhadap informasi yang disajikan oleh entitas yang diaudit. Auditor melakukan penyelidikan mendalam untuk memahami apakah informasi yang disajikan tersebut akurat dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Proses ini dapat mencakup pengumpulan bukti, analisis, dan pembahasan dengan pihak terkait.

Selama proses audit, terjadi pertentangan antara informasi yang disajikan oleh entitas yang diaudit dan sudut pandang auditor. Ini menciptakan ketegangan dialektis antara apa yang dilaporkan dan apa yang ditemukan selama audit. Misalnya, entitas yang diaudit mungkin mengklaim pengeluaran tertentu sebagai pengurang pajak, sementara auditor mungkin meragukan keabsahan klaim tersebut.

             Akhirnya, melalui diskusi, negosiasi, dan kemungkinan revisi informasi, tercapailah suatu kesimpulan atau "sintesis" mengenai informasi perpajakan tersebut. Ini mungkin mencakup penyesuaian atas klaim-kalaim yang tidak valid, pembenahan kesalahan, atau kesepakatan atas interpretasi peraturan perpajakan yang rumit.

 

            Dengan demikian, kita bisa melihat bagaimana konsep Trans substansi dalam Dialektika Hegelian dapat tercermin dalam proses audit perpajakan. Proses audit membawa perubahan pada substansi informasi perpajakan yang awalnya disajikan oleh entitas yang diaudit melalui pertentangan dan sintesis antara perspektif entitas yang diaudit dan auditor. Ini menunjukkan bagaimana kerangka pemikiran filosofis dapat diterapkan untuk memahami dinamika yang kompleks dalam praktik bisnis dan perpajakan secara lebih mendalam.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun