Program ini menurut saya sangat efektif dalam mewujudkan kesadaran Bela Negara.  Kampung Matematika saat iniada di desa Laladon, Kec. Ciomas, Kabupaten Bogor dan sudah diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Anies Baswedan. Kampung ini,  perlahan tapi pasti telah menembuhkan kembali budaya Gotong Royong, Budaya Toleransi, Budaya rajin belajar dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman saya program ini tidak memerlukan biaya yang besar karena tinggal memanfaatkan Babinsa dan Babhinkamtibmas di tiap desa, Pengurus RT dan RW beserta kepala Desa dan jajarannya, guru-guru yang ada di wilayah tersebut serta para relawan yang sadar akan Bela Negara (bisa jadi yang sudah di latih di RINDAM bisa juga belum).
Untuk program ini bisa dibaca pada tulisan KAMPUNG MATEMATIKA MENUJU DESA PENDIDIKAN SEIKHLASNYA SEBAGAI WUJUD GOTONG ROYONG MASYARAKAT YANG PEDULI PENDIDIKAN DAN BELA NEGARA.
Penutup
Bela Negara itu adalah hak dan kewajiban warga Negara. Bela Negara tidak harus dalam tanda bentuk mengangkat senjata. Di situasi saat ini harus ada cara yang kreatif, murah dan efektif yang bisa membuat Program Bela Negara tetap berjalan. Semoga ide yang saya tuliskan, ada yang bisa diterapkan pada Program Bela Negara terutama terwujudanya Desa Pendidikan Seikhlasnya di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Menurut saya Desa Pendidikan Seikhlasnyamerupakan bentuk Program Bela Negara yang jarang orang pikirkan. Program ini akan berjalan cepat jika didukung oleh pemerintah.
Manila, 24 Oktober 2015
Oleh: Raden Ridwan Hasan Saputra
Penulis adalah Pendiri dan Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dan pelatih Olimpiade Matematika Internasional.
http://www.kpmseikhlasnya.com/home